Rabu 29 Jan 2020 03:20 WIB

Taiwan Afirmasi Kasus Pertama Penularan Virus Corona China

Taiwan mengeluarkan larangan bepergian ke China.

 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: Chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI— Taiwan melaporkan kasus pertamanya tentang penularan virus corona yang terjadi di dalam negeri pada Selasa (28/1) dan mengeluarkan peringatan kunjungan ke China, dengan mengatakan masyarakat sebaiknya menghindari pergi kecuali untuk urusan yang sangat penting menyusul mewabahnya virus di sana.

Taiwan dan China memiliki hubungan ekonomi dan budaya yang erat dan pulau itu melaporkan delapan kasus virus corona yang terkonfirmasi. Semua dari lebih 100 korban tewas akibat virus itu terjadi di China, terpusat di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Baca Juga

Pusat Komando Epidemis Sentral Taiwan mengatakan pasien terkini, yang kedelapan, adalah kasus pertama yang penularannya terjadi di pulau itu sedangkan pada semua kasus sebelumnya orang-orang itu terinfeksi pertama kalinya di China.

Pasien baru itu, sorang lelaki 50 tahunan dari Taiwan tengah, terinfeksi oleh istrinya setelah sang istri pulang dari kerja di China sebelum wanita itu didiagnosa kemudian, kata pusat komando itu. Pria itu dalam kondisi stabil, katanya.

Secara terpisah pusat komando itu mengatakan, pihaknya akan memperluas peringatan untuk tidak pergi ke Provinsi Hubeidan wilayah China lain kecuali sangat mendesak, namun tidak mencakup Hong Kong dan Macau.

Taiwan juga telah memperketat sebagian besar pengunjung China. Pekan lalu, pemerintah Taiwan mengumumkan larangan selama sebulan ekspor masker yang diperuntukkan penggunaannya bagi petugas medis, dengan mengatakan hal itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya terlebih dulu.

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-Wen, yang mengunjungi rakyatnya untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek, mengatakan pemerintah sepenuhnya siap menangani virus itu dan rakyat tak perlu panik. 

"Pekerjaan antiepidemis kita tak kenal libur dan berlangsung 24 jam sehari," kantor pemimpin Taiwan itu mengutip pernyataanTsaiIng-Wen. 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement