REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Badan keselamatan transportasi nasional Amerika Serikat NTSB mengungkapkan sejumlah ahli akan masih berada di sekitar lokasi jatuhnya helikopter yang menewaskan pebasket Kobe Bryant selama sepekan ini untuk mengumpulkan bukti-bukti.
Bintang NBA dan LA Lakers itu meninggal dunia dalam usia 41 tahun bersama putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna, dan tujuh penumpang lainnya dalam kecelakaan helikopter di Kalifornia pada Ahad.
Anggota Direksi NTSB Jennifer Homendy dalam jumpa pers seperti dikutip AFP, Selasa (28/1), mengatakan puing-puing kecelakaan tersebar hingga radius 180 meter.
"Kami akan di sini hingga lima hari di lokasi untuk mengumpulkan bukti-bukti yang tidak tahan lama," kata Homendy.
"Kami di sini bukan untuk menentukan penyebab kecelakaan itu. Kami tidak menentukan hal itu di tempat kejadian perkara."
Helikopter yang digunakan Bryant adalah dari jenis yang tidak dilengkapi kotak hitam. Sheriff County Los Angeles Alex Villanueva mengatakan kepada media bahwa akan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mengumpulkan bagian-bagian dari korban karena hebatnya tabrakan dan medan yang terjal.
Dengan banyaknya orang yang melanggar batas akses tempat kejadian perkara, pihaknya harus mengerahkan pasukan polisi berkuda dan menggunakan ATV untuk mengamankan area tersebut.
Sementara itu, Philippe Lesourd, pilot helikopter dan instruktor yang sudah 29 tahun terbang di California mengatakan kepada AFP bahwa kabut tebal bisa menjadi salah satu penyebab sang pilot kehilangan kendali.
“Pilot bisa mengalami disorientasi spasial setelah kehilangan jarak pandang ketika menembus kabut tebal,” kata dia.
Kabut tebal pada Ahad juga telah memaksa Kepolisian Los Angeles dan kantor Sheriff mengistirahatkan helikopter mereka hari itu.
Sejumlah sakti mengatakan kepada media setempat bahwa helikopter yang ditumpangi Bryant terlihat terbang sangat rendah dan kesulitan dikendalikan sebelum menabrak bukit.