Rabu 29 Jan 2020 12:58 WIB

Apotek di Beijing Kena Denda karena Menaikkan Harga Masker

Apotek di Baijing menaikkan harga masker wajah hampir enam kali lipat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah mahasiswa mengenakan masker jenis N95
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Sejumlah mahasiswa mengenakan masker jenis N95

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah apotek di Beijing dikenai denda sebesar 3 juta yuan karena menaikkan harga masker wajah hampir enam kali lipat dari harga di toko online. Kenaikan harga ini dilakukan di tengah merebaknya wabah virus corona, di mana seluruh warga Cina diminta menggunakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan.

Regulator telah mengeluarkan pemberitahuan hukuman administratif kepada Beijing Jimin Kangtai Pharmacy, karena menaikkan harga masker N95. Apotek itu menaikkan harga masker merek 3M menjadi 850 yuan per kotak. Sementara, harga dari jenis masker yang sama secara online dijual seharga 143 yuan per kotak.

Regulator pemerintah kota Beijing telah meningkatkan pengawasan terhadap harga peralatan medis yang digunakan sebagai pelindung dari wabah corona virus. Regulator juga menghukum kegiatan ilegal seperti menimbun atau membuat informasi tentang kenaikan harga.

Hingga saat ini, pihak berwenang Beijing telah menyelidiki 31 kasus pelanggaran kenaikan harga sejak 23 Januari. Wabah virus corona pertama kali diidentifikasi di pusat kota Wuhan pada akhir tahun 2019. Otoritas Cina mencatat, virus itu telah menewaskan 132 orang dan menginfeksi hampir 6000 warga di Cina.

Menurut WHO dan otoritas nasional, ada lebih dari 60 kasus yang dikonfirmasi di luar Cina. Jumlah terbesar adalah di Thailand, yakni 14 kasus. Pemerintah Cina sedang membangun rumah sakit di Wuhan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi virus corona. South China Morning Post melaporkan sebuah rumah sakit di Beijing yang digunakan untuk mengobati pasien SARS pada 2003 sedang direnovasi untuk menampung pasien virus corona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement