Rabu 29 Jan 2020 13:56 WIB

Warga Negara Asing Ramai-Ramai Dievakuasi dari Wuhan

Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari Kota Wuhan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Bus pembawa warga negara Jepang yang dievakuasi dari Wuhan China oleh pemerintah Jepang tiba di National Center for Global Health and Medicine, Tokyo, Rabu (29/1). Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari kota Wuhan.
Foto: Koji Sasahara/AP
Bus pembawa warga negara Jepang yang dievakuasi dari Wuhan China oleh pemerintah Jepang tiba di National Center for Global Health and Medicine, Tokyo, Rabu (29/1). Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari kota Wuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari Kota Wuhan yang menjadi pusat penyebaran wabah virus corona. Australia, Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa bersiap untuk memulangkan warganya.

Australia berencana untuk mengarantina warganya yang dievakuasi dari Wuhan di Pulau Christmas selama dua pekan. Hal ini memicu kontroversi sebab pulau tersebut dikenal sebagai pusat penahanan imigrasi.

Baca Juga

Sekitar 200 warga Jepang telah diterbangkan dari Wuhan dan mendarat di Bandara Haneda Tokyo. Media Jepang melaporkan mereka yang datang dari Wuhan akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan tidak ada rencana untuk mengarantina mereka. Namun, mereka diminta untuk tinggal di rumah selama dua pekan.

Sekitar 650 warga Jepang lainnya masih berada di Wuhan dan mereka meminta kepada pemerintah untuk dipulangkan. Pemerintah Jepang sedang mempersiapkan penerbangan untuk memulangkan mereka.

Pada Rabu (29/1), staf konsulat AS serta beberapa warga AS meninggalkan Wuhan. Menurut CNN, mereka diminta berada di ruang tunggu bandara selama dua pekan untuk dipantau kemungkinan munculnya gejala-gejala virus corona.

Kantor Luar Negeri Inggris sedang mempersiapkan untuk mengevakuasi 200 warganya dari Wuhan. Beberapa warga Inggris melayangkan kritik karena kurangnya dukungan pemerintah untuk memulangkan mereka.

Secara terpisah, Uni Eropa telah menyiapkan dua pesawat untuk memulangkan warganya. Sebanyak 250 warga negara Prancis berangkat pada penerbangan pertama. Korea Selatan mengatakan, sekitar 700 warganya akan pulang dengan empat penerbangan pekan ini.

Menurut WHO dan otoritas nasional, ada lebih dari 60 kasus yang dikonfirmasi di luar China. Jumlah terbesar adalah di Thailand, yakni 14 kasus.

Pemerintah China sedang membangun rumah sakit di Wuhan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi virus corona. South China Morning Post melaporkan sebuah rumah sakit di Beijing yang digunakan untuk mengobati pasien SARS pada 2003 sedang direnovasi untuk menampung pasien virus corona.

Pakar penyakit pernapasan China, Zhong Nanshan, memperkirakan dalam kurun waktu satu pekan atau 10 hari wabah virus corona akan meningkat. Setelah itu, kemungkinan tidak ada peningkatan dalam skala yang besar.

"Saya pikir dalam satu pekan atau sekitar 10 hari, itu akan mencapai klimaks dan kemudian tidak akan ada peningkatan skala yang besar," ujar Zhong kepada Xinhua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement