Rabu 29 Jan 2020 15:15 WIB

Kasus Virus Corona di Australia Bertambah

Kasus virus corona kedua ditemukan di Victoria, Australia.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: Chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE — Kasus terbaru kedua terkait virus corona ditemukan di Victoria, Australia pada Selasa (28/1). Secara keseluruhan, terdapat enam kasus infeksi virus di Negeri Kangguru tersebut. 

Dilansir New Zealand Herald, seorang laki-laki berusia 60 tahun merasa kurang enak badan pada 23 Januari lalu. Ia pun menjalani serangkaian pemeriksaan medis dan positif terinfeksi virus corona. 

Baca Juga

Kepala petugas kesehatan Victoria, Brett Sutton mengatakan beberapa anggota keluarga laki-laki itu juga menunjukkan gejala-gejala yang terkait virus corona. Meski demikian, berdasarkan tes yang dilakukan belum ada hasil bahwa mereka positif terinfeksi. 

Pria berusia 60 tahun yang terinfeksi virus corona itu juga dilaporkan telah mengisolasi dirinya sendiri. Ia hanya sempat pergi ke sebuah restoran bernama House of Delight, tetapi dipastikan orang-orang yang berada di tempat itu tak berpotensi terkena resiko penularan. 

Australia telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Orang-orang dengan kasus infeksi yang dikonfirmasi telah diisolasi sementara waktu di rumah. 

Selain itu, orang-orang yang datang dari Provinsi Hubei, China seluruhnya diisolasi selama 14 hari dan mendapatkan perawatan medis. Pihak berwenang Australia juga mengingatkan bahwa mengingat jumlah kasus yang rendah di luar wilayah tersebut, para pelancong dari daerah lainnya di China atau negara lainnya tidak perlu mengurung diri. 

“Namun, kami terus memantau perkembangan kasus di luar Provinsi Hubei dan akan memperbarui saran ini jika diperlukan,” ujar kepala petugas medis Australia, Brendan Murphy.

Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan jika seseorang tidak melakukan kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus corona, mereka tetap harus mengisolasi diri saat kembali ke negara tersebut. Ia menegaskan Australia menjadi salah satu negara yang sangat berhati-hati atas potensi penularan virus yang berbahaya ini. 

“Tugas kami adalah memastikan di atas segalanya dengan melindungi kesehatan warga Australia. Dengan keputusan ini kami telah menjadi salah satu yang paling berhati-hati dengan keputusan yang telah kami ambil,” kata Hunt. 

Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengungkapkan bahwa pemerintah sedang bersiap untuk mengevakuasi warga negara itu dari Hubei dan mengkarantina mereka di Pulau Christmas. Hal itu bertujuan menyelamatkan mereka yang terisolasi dan rentan di Wuhan, serta bagian lainnya dari provinsi itu. 

Hingga saat ini, sekitar 400 warga Australia telah mendaftar untuk evakuasi dari Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei. Virus corona dikonfirmasi menyebabkan 132 kematian di China dan mayoritas berasal dari provinsi itu. 

Sementara, secara keseluruhan ada 6.000 kasus yang dikonfirmasi dari virus di seluruh dunia. Namun, jumlah kasus yang dicurigai terkait corona ini telah meningkat hingga menjadi lebih dari 9.000. Virus corona baru pertama kali muncul di Wuhan dan Desember 2019, ratusan orang yang terinfeksi dilaporkan mengalami pneumonia. 

Berdasarkan sampel virus yang diambil dari pasien dan dianalisis di laboratorium, pejabat China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa infeksi paru-paru ini berasal dari virus corona, yang merupakan keluarga besar virus, namun sebelumnya diketahui hanya enam diantaranya yang dapat menginfeksi manusia. 

Sebelumnya, SARS atau sindrom pernapasan akut parah yang disebabkan oleh virus coroa menewaskan 774 dari 8.098 orang yang terinfeksi wabah yang pertama kali menyebar di Negeri Tirai Bambu pada 2002. 

Laporan mengatakan sebagian besar pasien yang terinfeksi virus corona baru ini pada awalnya terpapar di pasar makanan laut Huanan di Wuhan. Di pasar tersebut, selain menjual berbagai jenis makanan laut, terdapat juga hewan-hewan liar yang diperdagangkan dan diyakini sebagai sumber infeksi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan berdasarkan hasil analisis genetik menunjukkan bahwa virus corona baru berasal dari kelelawar buah, yang mirip dengan SARS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement