Rabu 29 Jan 2020 18:45 WIB

Pemerintah Aceh Kirim Rp 50 Juta untuk Warganya di China

Uang yang dikirim pemerintah Aceh untuk mahasiswa yang belajar di Wuhan, China.

Red: Nur Aini
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: Chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh kembali mengirim uang sebesar Rp 50 juta untuk keperluan mahasiswa Aceh yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang diberlakukan kebijakan isolasi akibat penyebaran virus corona.

"Kami hari ini sudah transfer uang lagi Rp 50 juta untuk adik-adik kita di Wuhan," kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri di posko komunikasi penganggulangan mahasiswa Aceh di China, Banda Aceh, Rabu (29/1).

Baca Juga

Beberapa hari lalu, Pemerintah Aceh juga telah mengirim uang dalam jumlah yang sama untuk 12 orang mahasiswa Aceh yang terjebak di Wuhan itu, wilayah pertama yang terjangkit virus corona.

Menurut dia, uang tahap pertama yang dikirim Pemerintah Aceh itu juga telah digunakan oleh para mahasiswa di sana untuk memenuhi kebutuhan logistik mereka. Begitu juga penggunaan uang yang dikirim tahap kedua ini.

"Semalam pak Plt Gubernur Aceh perintahkan saya lagi untuk terus komunikasi dengan mahasiswa Aceh di China, dan diminta untuk kirim lagi uang ini," katanya.

Alhudri menyebutkan data yang mereka peroleh bahwa tercatat sebanyak 62 orang mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan di China. Kemudian 36 orang di antaranya telah kembali ke provinsi paling barat Indonesia tersebut.

Enam orang sedang dalam proses perjalan kembali Aceh, dan delapan orang masih berada di sejumlah kota di China serta 12 orang yang terjebak Wuhan, akibat pemberlakukan kebijakan isolasi otoritas setempat.

"Kalau 12 orang ini yang berada di daerah bermasalah. (Mahasiswa lain) ada yang masih tertahan (di China) tapi tidak di Wuhan," katanya.

Ia menyebutkan, kini pemerintah memfokuskan penanggulangan terhadap 12 mahasiswa yang berada di zona kritis tersebut. Kondisinya tidak bisa aktivitas di luar, dan hanya dapat mengurung diri di asrama.

Sedangkan, para mahasiswa yang beberapa di sejumlah kota-kota lain di China itu dianggap masih dapat melakukan aktivitas di luar ruangan, dan dapat melakukan penerbangan.

"Sekarang ini belum bisa dilakukan (pemulangan), otoritas China belum bisa memberikan izin siapapun yang masuk dan siapapun keluar," katanya.

Pemerintah Aceh juga berterimakasih kepada para mahasiswa Aceh di China yang berada di sejumlah kota selain Wuhan, atas sikapnya segera kembali ke Tanah Rencong, menggunakan biaya pribadi tanpa menunggu evakuasi dari pemerintah.

"Ongkos pulang inisiatif mereka sendiri dan kita ucapkan terimakasih juga itu, terus bergerak cepat sebelum terjadi (seperti Kota Wuhan) kalau sudah terjadi tidak bisa lagi (keluar)," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement