REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara bagian New South Wales (NSW), Australia mengumumkan penyelidikan independen terhadap kebakaran hutan yang sedang berlangsung. Penyelidikan yang berlangsung selama enam bulan itu akan memeriksa penyebab kebakaran, serta bagaimana negara menanggapinya.
Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian mengatakan, penyelidikan akan mempertimbangkan tentang perubahan iklim, aktivitas manusia, dan faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap kebakaran itu. Dia berharap, penyelidikan itu dapat memberikan pembelajaran bagi NSW dalam menghadapi bencana kebakaran maupun bencana lainnya.
"Penyelidikan ini akan memungkinkan negara untuk belajar dari kondisi bencana yang kita hadapi, dan menerapkan pembelajaran ini untuk masa depan," ujar Berejiklian, dilansir BBC, Kamis (30/1).
Penyelidikan dipimpin oleh mantan wakil komisaris Polisi NSW, Dave Owens dan mantan kepala ilmuwan NSW, Profesor Mary O'Kane. Penyelidikan tersebut akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Dimasukkannya perubahan iklim dalam penyelidikan bermula dari perdebatan atas masalah di Australia, dan kritik yang menuduh Perdana Menteri Scott Morrison tidak melakukan tindakan untuk menangani bencana kebakaran. Australia adalah salah satu penghasil polusi karbon per kapita tertinggi, karena masih sangat bergantung pada tenaga batu bara.
Perubahan iklim bukan merupakan penyebab langsung dari kebakaran hutan. Namun, para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa iklim yang lebih panas dan kering akan menyebabkan kebakaran Australia menjadi lebih sering.