Kamis 30 Jan 2020 18:30 WIB

China Siap Evakuasi Turis dari Wuhan

Otoritas penerbangan China menyetujui penerbangan untuk mengevakuasi turis

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Hermoine Dickey (8) saat dalam perjalanan ke Bandara Internasional Wuhan Tiange untuk penerbangan evakuasi AS. Otoritas penerbangan China menyetujui penerbangan untuk mengevakuasi turis. Ilustrasi.
Foto: AP
Hermoine Dickey (8) saat dalam perjalanan ke Bandara Internasional Wuhan Tiange untuk penerbangan evakuasi AS. Otoritas penerbangan China menyetujui penerbangan untuk mengevakuasi turis. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas penerbangan China telah menyetujui penerbangan carter untuk mengevakuasi turis dari Wuhan, Kamis (30/1). Kota tersebut diketahui merupakan pusat wabah virus Corona.

Selain menyiapkan pesawat, otoritas penerbangan China juga meminta maskapai tidak menyetop atau mencegah warga Wuhan yang sehat untuk ikut dalam penerbangan. Sejak 23 Januari lalu, maskapai penerbangan domestik dan internasional telah membatalkan penerbangan antara Wuhan dan kota-kota lain di luar negeri.

Baca Juga

Kementerian Pertanian China mendesak produsen pakan dan rumah pemotongan hewan untuk segera beroperasi. Hal itu guna mengantisipasi menipisnya pasokan logistik.

Selama liburan Imlek, pabrik-pabrik di China biasanya tak beroperasi. Wabah virus Corona telah menyebabkan terjadinya lonjakan harga dan pasokan makanan yang menipis di beberapa kota di China. Hal itu disebabkan pembatasan akses jalan serta pembelian panik oleh warga.

Kementerian Transportasi China telah meminta pemerintah daerah masing-masing di negaranya agar tak menutup jalan raya atau jalan utama antar provinsi. Tujuannya agar proses distribusi makanan ke sejumlah kota dapat tetap berjalan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan dunia harus mewaspadai penyebaran virus Corona. Jumlah korban meninggal dan yang terinfeksi virus tersebut diketahui terus bertambah.

"Seluruh dunia harus waspada sekarang, seluruh dunia perlu mengambil tindakan dan siap untuk setiap kasus yang datang," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan dalam sebuah konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss pada Rabu (29/1), dikutip laman BBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement