Kamis 30 Jan 2020 21:29 WIB

Penembak tak Dikenal Lukai Pengunjuk Rasa India

Seorang laki-laki tidak dikenal menembak pengunjuk rasa UU Kewarganegaraan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Seorang laki-laki tidak dikenal menembak pengunjuk rasa UU Kewarganegaraan. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Bikas Das
Seorang laki-laki tidak dikenal menembak pengunjuk rasa UU Kewarganegaraan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang laki-laki tidak dikenal menembak pengunjuk rasa yang memprotes Undang-Undang Kewarganegaraan di Delhi. Saksi mata mengatakan penembakan mengakibatkan satu orang mahasiswa terluka.

Ini pertama kalinya kejadian semacam ini terjadi dalam unjuk rasa undang-undang kewarganegaraan yang berlangsung selama satu bulan. Saksi mata mengatakan seorang laki-laki mengacungkan senjata api dan berteriak ke arah pengunjuk rasa yang berada di depan Jamia Millia Islamia University.

Baca Juga

"Polisi berdiri di dekat situ," kata saksi mata Ahmed Zahir, Kamis (30/1).

Dalam foto yang diambil kantor berita Reuters terlihat seorang laki-laki memakai jaket hitam dan pistol. Ia berdiri beberapa meter di depan puluhan polisi di luar kampus.

Saat itu ada sekitar 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di depan kampus. Polisi mengatakan mereka menahan tersangka penembakan tapi tidak memberikan rinciannya lebih lanjut.

Unjuk rasa anti undang-undang kewarganegaraan yang membuka jalur cepat bagi minoritas non-muslim di tiga negara tetangga India meletus bulan lalu. Beberapa unjuk rasa terbesar terjadi di dekat kampus.

Pada Desember lalu kepolisian India menyerbu kampus-kampus. Pada Kamis (29/1) polisi membuat barikade di jalanan depan kampus. 

Sekelompok mahasiswa yang sebagian besar perempuan memegang spanduk di dekat barikade setelah pawai mereka untuk mengenang pahlawan kemerdekaan India Mahatma Gandhi yang dibunuh pada 1948 dihentikan. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan undang-undang kewarganegaraan itu dibutuhkan untuk membantu imigran  yang datang ke India sebelum 2015.

Undang-undang itu khusus bagi non-muslim yang berasal dari tiga negara tetangga India yakni Afganistan, Bangladesh, dan Pakistan yang mayoritas muslim. Namun pengunjuk rasa mengatakan undang-undang tersebut dan rencana registrasi nasional untuk warga bersifat diskriminatif terhadap muslim. Menurut mereka kedua hal tersebut melanggar konstitusi India yang sekuler.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement