Jumat 31 Jan 2020 07:30 WIB

Kesaksian Warga AS di Wuhan Sebelum Dievakuasi

Seorang warga Amerika yang tinggal di Wuhan memberikan kesaksian sebelum dievakuasi

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Petugas berpakaian pelindung menurunkan warga AS yang dievakuasi dari Kota Wuhan, mendarat di March Air Reserve Base, Riverside County, California, Amerika Serikat, Rabu (29/1) waktu setempat.
Foto: Mike Blake/Reuters
Petugas berpakaian pelindung menurunkan warga AS yang dievakuasi dari Kota Wuhan, mendarat di March Air Reserve Base, Riverside County, California, Amerika Serikat, Rabu (29/1) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang warga Amerika yang tinggal di Wuhan dan kini dievakuasi ke negara asalnya, Jarred Evans, mengatakan selama satu pekan menghabiskan waktu hanya di apartemennya saat wabah virus Corona meningkat di kota tersebut. Selama waktu itu, banyak warga saling berkirim pesan untuk mengingatkan agar jangan panik dan tak lupa melakukan tindakan pencegahan.

“Itu berlangsung cepat sekali dan teman-teman saya di sana mengatakan pakailah masker, jangan pergi ke luar ruangan, ini adalah hal yang sangat serius,” ujar Evans.

Baca Juga

Evans juga menuturkan bagaimana kondisi Wuhan di tengah isolasi dari pemerintah setempat sebagai antisipasi wabah terus menyebar. Ia mengatakan tidak ada transportasi yang berfungsi seperti kereta api, kereta bawah tanah, dan pesawat. Pasukan militer berjaga hampir di setiap sudut jalan.

“Tidak ada apapun, toko-toko ditutup, dan Anda mulai berpikir apakah ini film? Apakah ini sebuah mimpi buruk?” jelas Evans.

Evans merupakan warga New York yang pindah ke Wuhan untuk bermain sepak bola Amerika di Liga China. Ketika Kedutaan Besar AS mengumumkan akan mengevakuasi para diplomat, keluarga mereka dan beberapa warga Negeri Paman Sam, mereka harus bergerak dengan cepat karena keterbatasan ruang di pesawat yang dikerahkan untuk evakuasi. Hanya tersedia waktu lima jam bagi para warga Amerika untuk sampai ke bandara di Wuhan.

Sebelum tiba di Kalifornia, para warga AS dari China juga diperiksa di Alaska ketika penerbangan melakukan pemberhentian sementara pada Selasa (28/1) malam. Pemberhentian itu berlokasi di daerah terpencil terminal utara bandara Anchorage, yang menangani penerbangan internasional, kata manajer bandara Jim Szczesniak.

Otoritas kesehatan AS, CDC, akan bekerjasama dengan pejabat bandara untuk mensterilkan terminal dan tidak ada penerbangan internasional yang dijadwalkan di bandara hingga Mei mendatang. Banyak pihak yang juga telah mendorong agar tindakan lebih ketat dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus Corona.

Gubernur Washington Jay Inslee meminta pejabat kesehatan federal AS untuk memperluas pengawasan kepada penumpang yang kembali ke AS dari China di Bandara Internasional Seattle-Tacoma, tempat kasus pertama yang dikonfirmasi tentang virus mematikan memasuki negara adidaya itu. Inslee ingin agar CDC mengumpulkan riwayat kesehatan penumpang dan pemeriksaan suhu secara lebih rinci.

“Ada banyak hal yang belum diketahui tentang virus Corona ini. Kami hanya tahu ada banyak infeksi di China dan berharap CDC memperpanjang masa pemeriksaan,” ujar Inslee dilansir CNN.

Di Hawaii, para pejabat mendesak warga untuk menghindari perjalanan bebas ke China. Hingga saat ini belum ditemukan kasus infeksi virus Corona di negara bagian AS tersebut, namun tetap terdapat kekhawatiran bahwa ada risiko minimal bagi warga di sana.

Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan imbauan yang meminta warga Amerika untuk tidak bepergian ke Wuhan. Wabah virus Corona telah membuat hampir enam ribu orang terinfeksi dan telah dikaitkan dengan setidaknya 132 kematian.

Jumlah kasus yang dikonfirmasi di daratan China sekarang telah melampaui jumlah infeksi selama wabah SARS (sindrom pernapasan akut parah) pada 2002-2003. Namun, angka kematian Coronavirus masih tetap lebih rendah daripada 348 orang di China yang meninggal akibat SARS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement