Jumat 31 Jan 2020 08:06 WIB

Italia: Penumpang Kapal Pesiar Negatif Virus Corona

Ribuan turis sempat tak boleh turun dari kapal pesiar karena dugaan infeksi corona.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Wisata kapal pesiar. Ribuan turis sempat tak diperkenankan turun dari kapal pesiar menyusul temuan dua penumpang diduga terinfeksi virus corona.
Foto: EPA
Wisata kapal pesiar. Ribuan turis sempat tak diperkenankan turun dari kapal pesiar menyusul temuan dua penumpang diduga terinfeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 6.000 turis di Italia akhirnya mendapat lampu hijau untuk meninggalkan kapal pesiar Costa Smeralda pada Kamis (30/1) malam. Mereka bisa turun ke dermaga Civitavecchia di utara kota Roma setelah otoritas kesehatan menyatakan penumpang yang memiliki gejala terinfeksi virus corona jenis baru hasil tesnya terbukti negatif.

Penumpang yang dicurigai terjangkit virus corona itu diketahui merupakan seorang perempuan berusia 54 tahun. Ia beserta suaminya sempat diisolasi di dalam kapal hingga hasil laboratorium menunjukkan dia tidak terjangkit.

Baca Juga

Perempuan tersebut dilaporkan sempat berkunjung ke Hong Kong sebelum berlibur dengan kapal pesiar. Dia kemudian mengalami demam saat kapal sedang berlayar.

Demi kewaspadaan, petugas kesehatan mengambil sampel darah penumpang tersebut dan mengirimkannya ke Rumah Sakit Khusus Penyakit Infeksi Spallanzani di Roma. Menurut laporan BBC, Kementerian Kesehatan Roma kemudian mengumumkan bahwa hasil tesnya negatif.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengonfirmasikan adanya dua kasus infeksi virus corona di negaranya yang melibatkan turis asal China. Italia telah menghentikan penerbangan dari dan ke China.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan internasional pada Kamis (30/1). Pernyataan itu disampaikan WHO setelah kasus virus tersebut menjangkau 18 negara.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir pihaknya telah menyaksikan wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan warga China terinfeksi virus corona dalam kurun waktu cukup singkat.

Ditemukan pula 98 kasus di luar China yang tersebar di 18 negara. Hal itu menjadi dasar pertimbangan WHO menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan global.

"Deklarasi ini bukan mosi tidak percaya pada Cina. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Ghebreyesus setelah memimpin rapat Komite Darurat WHO di Jenewa, Swiss.

Deklarasi darurat internasional memicu rekomendasi-rekomendasi untuk semua negara. Satu di antaranya, otoritas kesehatan nasional di seluruh dunia dianjurkan melakukan peningkatan pemantauan, kesiapsiagaan, dan tindakan pengendalian

Selain itu, setiap negara disarankan menghindari atau membatasi perjalanan dan perdagangan. Di lain sisi, WHO tak memiliki wewenang untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang tak memedulikan rekomendasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement