Jumat 31 Jan 2020 14:03 WIB

Pakistan Hentikan Penerbangan dari dan ke China

Pakistan menghentikan penerbangan dari dan ke China pada Jumat (31/1)

Rep: Antara/Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Pakistan menghentikan penerbangan dari dan ke China pada Jumat (31/1) . Ilustrasi.
Foto: Chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Pakistan menghentikan penerbangan dari dan ke China pada Jumat (31/1) . Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan pada Jumat (31/1) menghentikan penerbangan-penerbangan dari dan ke China, kata otoritas. Jumlah korban jiwa akibat wabah virus yang menyebar di China itu meningkat dan Badan Kesehatan Dunia menyatakannya sebagai darurat kesehatan global.

"Kami menghentikan penerbangan ke China sampai 2 Februari," kata pejabat badan penerbangan Abdul Sattar Khokhar kepada Reuters melalui telepon.

Baca Juga

Ia menambahkan bahwa situasi itu akan dikaji lagi pada saatnya. Khokhar menolak berkomentar soal alasan penghentian penerbangan.

Beberapa maskapai, termasuk British Airways, juga telah menghentikan penerbangan ke China terkait peringatan wabah virus Corona. Hingga Jumat (31/1) jumlah korban meninggal dunia akibat virus Corona baru di Hubei saja mencapai 204 dan terdapat 9.629 kasus infeksi secara nasional China.

Sebanyak 129 kasus telah dilaporkan menyebar ke 22 negara dan wilayah, meski kematian hanya terjadi di China. Merebaknya kekhawatiran penyebaran virus Corona baru ini membuat beberapa negara menangguhkan sejumlah penerbangannya ke China. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan semua lalu lintas udara antara Italia dan China akan berhenti.

Ini merupakan tindakan yang lebih drastis daripada yang dilakukan sebagian besar negara, setelah Italia mengumumkan kasus pertama yang dikonfirmasi pada dua wisatawan China. Semakin banyak maskapai berhenti terbang ke daratan Cina, termasuk KLM SA Air France, British Airways, Lufthansa Jerman dan Virgin Atlantic, sementara yang lain mengurangi penerbangan seperti Turki Airlines.

Presiden maskapai Jepang ANA Holdings (9202.T) mengatakan perusahaan itu mungkin mempertimbangkan untuk menangguhkan penerbangan China. Hingga kini pula, pemerintah negara-negara terus mengevakuasi warganya dari Hubei dan menahan mereka di karantina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement