REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia telah melarang 13 pekerja China yang terlibat dalam proyek pembangunan East Coast Rail Line (ECRL) kembali ke negara tersebut. Para pekerja itu adalah mereka yang pulang ke Wuhan untuk merayakan Imlek.
Pemimpin Eksekutif Malaysia Rail Link (MRL) Darwis Abdul Razak mengatakan perusahaan telah membuat rencana tanggap darurat sebelum perayaan Imlek. Hal itu menyusul merebaknya virus Corona yang berpusat di Wuhan.
Pelarangan 13 pekerja asal Wuhan itu sejalan dengan larangan perjalanan sementara pemerintah terhadap warga Wuhan dan Hubei. "Ketidakhadiran mereka tidak akan memengaruhi pekerjaan ECRL di sini," ujar Darwis pada Jumat (31/1).
Pada Kamis (30/1), Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia mengatakan para pekerja ECRL asal China yang bernilai 11 miliar dolar AS telah diberi cuti. Hal itu akan berlangsung hingga wabah virus Corona dapat dikendalikan.
Belum jelas berapa banyak warga China yang terlibat dalam proyek pembangunan ECRL. Tak diketahui pula berapa jumlah para pekerja yang pulang ke China untuk merayakan Imlek. Namun saat ditangguhkan pada Juli 2018, proyek itu memiliki 2.250 pekerja. Sebanyak 70 persen di antaranya seharusnya adalah warga lokal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah virus korona sebagai darurat kesehatan internasional pada Kamis (30/1). Hal itu diumumkan setelah kasus virus tersebut menjangkau 18 negara.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan dalam beberapa pekan terakhir pihaknya telah menyaksikan wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan warga China terinfeksi virus Corona dalam kurun waktu cukup singkat.