REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pilot dan pramugari menuntut maskapai menghentikan penerbangan ke China karena WHO telah mengumumkan keadaan darurat global untuk virus korona. Bahkan, pilot American Airlines mengajukan tuntutan hukum.
Allied Pilots Association (APA) lembaga perwakilan pilot American Airlines menyatakan kondisi di China sangat serius. Banyak hal masih belum diketahui tentang ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh virus tersebut. Atas dasar itu, gugatan pun diajukan di Texas tempat maskapai ini berbasis.
Presiden APA Eric Ferguson mendesak pilot yang ditugaskan ke penerbangan Amerika Serikat (AS)-China untuk menolak penugasan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, serikat pramugari American Airlines mendukung gugatan pilot dan meminta perusahaan serta pemerintah AS mengambil kehati-hatian dan harus menghentikan semua penerbangan dari dan ke China.
Maskapai American Airlines mengatakan telah mengambil tindakan pencegahan terhadap virus tersebut. Pihaknya mengumumkan pembatalan penerbangan dari Los Angeles ke Beijing dan Shanghai, tetapi melanjutkan penerbangan dari Dallas. American Airlines pun tidak memberikan komentar langsung tentang gugatan yang diajukan oleh perwakilan pilot.
Sedangkan pilot di United Airlines yang khawatir dengan keselamatan diri akan diizinkan untuk membatalkan perjalanan tanpa bayaran. Tawaran itu merupakan penawaran dari bagi anggota serikat pekerja.
Maskapai penerbangan terbesar AS ke China mengumumkan pembatalan 332 penerbangan AS-China antara Februari dan 28 Maret. Meskipun demikian masih ada armada yang akan terus beroperasi untuk penerbangan pulang pergi dari San Francisco ke Beijing, Shanghai, dan Hong Kong.
Gugatan percontohan American Airlines muncul ketika semakin banyak maskapai menghentikan penerbangan ke China daratan, termasuk Air France KLM SA, British Airways, Lufthansa Jerman, dan Virgin Atlantic. Operator besar lainnya masih melakukan penerbangan ke China, tetapi dengan masker pelindung dan pemberhentian yang lebih pendek untuk mengurangi paparan.
Amerika Serikat telah menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke China. Peringatan ini meningkatkan ke tingkat yang sama dengan perjalanan menuju Irak dan Afganistan. Gedung Putih dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk melarang penerbangan ke China dalam beberapa hari mendatang.