REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Israel kembali melancarkan serangannya ke jalur Gaza Palestina. Seperti dilansir Al Arabiya pada Sabtu (1/2) pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara dengan menembakan roket ke wilayah pemukiman warga Palestina di jalur Gaza pada Jumat (31/1) malam.
Serangan udara yang dilancarkan Israel itu menyusul pernyataan militer Israel pada Jumat (31/1) pagi bahwa mereka akan meluncurkan serangan besar-besaran dengan target sasaran militan yang berada di jalur Gaza. Sebelumnya dari tiga roket serangan dari gerilyawan Palestina yang ke Israel dua roket berhasil digagalkan di udara.
Serangan Israel kembali terjadi di tengah meningkatnya ketegangan pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump merilis rencana perdamaian Timur Tengah. Inisiatif itu digulirkan Amerika dengan tujuan mengakhiri konflik.
Sementara itu dilansir Daily Sabah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan penentangan terhadap rencana Donald Trump terkait kesepakatan abad ini. Erdogan justru mendesak negara-negara muslim untuk bersuara bagi warga Palestina dan perlindungan Yerusalem termasuk bangunan-bangunan sucinya.
Ia melanjutkan bahwa meninggalkan Yerusalem dan Palestina dalam cengkraman kekejaman Israel menjadi kejahatan terbesar umat manusia. Erdogan mengatakan Turki tak memiliki masalah dengan orang Yahudi, namun pihaknya menentang kebijakan opresif Israel yang bertujuan merebut hak-hak warga Palestina. Dia pun mendorong semua orang untuk bersuara lantang menentang rencana Trump.
"Jika kita tak bisa melindungi Masjid Al Aqsha kita tak akan bisa mencegah mereka beralih ke Ka'bah sebagai target di masa depan. Yerusalem adalah garis merah kita untuk alasan ini," katanya.