REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Eritrea mengecam larangan perjalanan imigran Amerika Serikat (AS). Negara Afrika itu mengatakan langkah pemerintahan Donald Trump tidak dapat diterima. Sementara Nigeria mengatakan akan membentuk komite untuk mengatasi isu ini.
Nigeria dan Eritrea termasuk dari enam negara tambahan yang dilarang masuk AS. Empat dari enam negara yang ditambah dalam kebijakan yang ditandatangani presiden itu adalah negara Afrika.
Pemerintah AS mengatakan negara-negara tersebut gagal memenuhi standar keamanan dan berbagi informasi AS sehingga pembatasan baru perlu dilaksanakan. "Nigeria tetap berkomitmen menjaga hubungan produktif dengan Amerika Serikat dan sekutu internasional lainnya terutama dalam hal keamanan global," kata pernyataan kantor presiden Nigeria, Ahad (2/2).
Nigeria negara berpenduduk paling banyak di Afrika. Mereka negara terbesar yang warganya masuk daftar tidak bisa mendapatkan visa AS yang membuat mereka dapat tinggal permanen di AS.
Eritrea, Kyrgyzstan dan Myanmar juga ditampar dengan larangan yang sama. Kementerian informasi Nigeria mengatakan sebelum berita di media mereka tidak mendapat peringatan akan masuk dalam daftar tersebut. Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed mengatakan negaranya melihat larangan tersebut sebagai gerakan politik. Menurutnya, langkah ini dapat merusak hubungan Eritrea dan AS.
"Kami melihat langkah ini tidak bisa diterima, tapi kami tidak akan mengusir duta besar AS," katanya.