Ahad 02 Feb 2020 09:57 WIB

Belum Selesai Corona, Flu Burung Dilaporkan Mewabah di China

Wabah flu burung melanda sebuah peternakan di Hunan yang sebabkan 4.500 ayam mati

Rep: Mabruroh/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1). Wabah flu burung melanda sebuah peternakan di Hunan yang sebabkan 4.500 ayam mati
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1). Wabah flu burung melanda sebuah peternakan di Hunan yang sebabkan 4.500 ayam mati

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertanian dan Pedesaan Cina melaporkan, wabah flu burung atau virus H5N1 yang sangat patogen terjadi di Provinsi Hunan Cina. Wabah tersebut telah membuat 4.500 ayam mati.

The World Health Organization menyatakan, bahwa virus flu burung tidak menginfeksi dengan mudah terhadap manusia. Wabah ini dilaporkan terjadi di sebuah peternakan di kota Shaoyang di Provinsi Hunan. Peternakan tersebut memiliki 7.850 ayam, di mana 4.500 di antaranya telah mati akibat virus flu burung.

Baca Juga

Pemerintah Cina mengatakan telah memusnahkan 17.828 ayam setelah wabah flu burung terdeteksi. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), flu burung dianggap sangat patogen karena kemampuannya dalam membunuh burung. Dalam situs Web USGS, penentuan virus tersebut sangat patogen atau rendah patogen tidak merujuk pada seberapa seriusnya infeksi virus itu pada tubuh manusia, atau mamalia lain, atau spesies burung lainnya.

USGS mencatat, bahwa sebagian besar strain flu burung tidak sangat patogen dan menyebabkan beberapa tanda penyakit pada burung liar yang terinfeksi. Namun terhadap unggas, beberapa strain patogen rendah dapat bermutasi menjadi strain avian influenza yang sangat patogen yang menyebabkan penyakit menular parah di antara unggas dan sering menyebabkan kematian pada unggas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara ini virus H5N1 dapat menular terhadap manusia hanya melalui kontak dengan unggas yang mati atau lingkungan yang telah terkontaminasi virus tersebut. Namun hal ini pun masih jarang terjadi pada manusia.

"Virus ini tidak mudah menginfeksi manusia atau menyebar dari orang ke orang, juga tidak ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui makanan yang disiapkan dan dimasak dengan matang, tingkat kematian akibat virus ini pada manusia adalah 60 persen," kata WHO.

Wabah virus flu burung ini muncul ketika China masih sedang bergulat dengan corona virus. China meyakini bahwa corona virus berasal dari kelelawar di provinsi Hubei, bagian utara Hunan dan terus menyebar ke seluruh negeri. Corona virus telah menyebabkan kematian lebih dari 259 orang dan menginfeksi sekitar 12.000 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement