REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Orang-orang di China memutuskan untuk membuang hewan peliharaan mereka setelah rumor hewan dapat menyebarkan virus corona Wuhan. Bahkan beberapa warga diketahui membuang hewan peliharaannya dengan cara melemparnya dari ketinggian gedung.
Dilansir Yahoo News pada Sabtu (2/2), seekor anjing ditemukan mati setelah diduga dilemparkan dari sebuah apartemen di daerah Taman Heyuan Guohe, Kota Tianjin di Provinsi Hubei, China. Media setempat melaporkan, anjing itu dilempar dari lantai atas sebuah apartemen pada pukul 04.00 waktu setempat dan jatuh di atap mobil sebelum berakhir di tanah.
Laporan tersebut menyebutkan, kejadian tersebut membuat sejumlah penghuni apartemen terbangun karena mereka mengaku mendengar bunyi ledakan ban. Mereka kemudian menemukan anjing itu terbaring mati di tanah dengan kondisi berdarah.
Pemilik anjing belum diidentifikasi, sementara pemilik kendaraan sedang menunggu polisi mengungkap pemilik anjing. Pemilik kendaraan ingin menerima kompensasi atas kerusakan yang terjadi pada mobil.
Laporan juga menyatakan, lima kucing dilempar hingga mati oleh pemiliknya di Kota Shanghai. Penduduk setempat percaya binatang peliharaan dapat menyebarkan virus corona meski memiliki bulu yang halus dan bersih. Pemilik kucing belum diidentifikasi.
Insiden itu terjadi setelah Dr Li Lanjuan mengatakan dalam sebuah wawancara di China Central Television, jika hewan peliharaan berhubungan dengan pasien yang dicurigai, mereka harus dikarantina. Sementara itu media lokal Zhibo China mengutip wawancara tersebut dengan menurunkan pemberitaan berjudul 'kucing dan anjing dapat menyebarkan virus corona'.
Rumor itu menyebar tak lama setelah Zhibo China mempostingnya di platform media sosial Weibo. Untuk mencoba mengakhiri rumor, akun Weibo resmi China Global Television Network mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat menyebarkan virus corona.
WHO menyarankan agar mencuci tangan dengan sabun dan air untuk mencegah penyebaran kuman lain antara manusia dan hewan. Sementara itu juru bicara Organisasi Aktivis Hewan, People for the Ethical Treatment of Animal (PETA) Asia untuk China, Keith Guo, mengatakan kepada AsiaWire, pihaknya berharap polisi dapat menemukan pemilik dari hewan-hewan malang itu secepat mungkin.
"Kami berharap polisi dapat menemukan wali berdarah dingin dari hewan-hewan miskin secepat mungkin," kata Guo.