REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian meminta Iran membebaskan dua warga Prancis. Kedua orang yang ditahan sejak Juni tahun lalu dikabarkan dalam keadaan tidak baik.
"Kami menganggap penahanan ini tidak dapat ditoleransi, kami telah memberitahu otoritas tertinggi termasuk Presiden (Hassan) Rouhani," kata Le Drian saat diwawancara stasiun televisi LCI dan RTL serta surat kabar Le Figaro, Senin (2/2).
Dua orang yang ditahan adalah akademisi. Roland Marchal seorang peneliti senior di Universitas Sciences Po di Paris dan Fariba Adelkhah yang memiliki dwi kewarganegaraan Prancis dan Iran.
Pada 7 Januari lalu pengacara Adelkhah mengatakan pihak berwenang telah mencabut dakwaan spionase kliennya, tapi ia masih didakwa atas tindakan kejahatan yang berhubungan dengan keamanan. Pengacara tersebut mengatakan Marchal ditahan karena dicurigai mengancam keamanan nasional Iran.
"Kami tahu kondisi mereka tidak begitu baik dan mereka tidak selalu diperlukan dengan baik, kami pikir Iran akan memberikan sinyal kuat dengan membebaskan mereka," kata Le Drian.
Mengutip rekan-rekan dua orang yang ditahan itu pada Januari lalu surat kabar Prancis Figaro melaporkan Adelkhah melakukan aksi mogok makan sejak 24 Desember dan kondisi kesehatannya sangat buruk. Sementara kondisi Marchal sangat tidak stabil.
Rekan akademisi Marchal di universitas mengatakan laki-laki itu pakar Afrika. Ia ditahan di bandara Teheran setelah menghabiskan liburan hari keagamaan dengan Adelkhah di Iran.