Selasa 04 Feb 2020 11:12 WIB

Tolong, Biarkan Anak Saya Lewat

Rumah sakit di Wuhan tak bisa terima putrinya karena kewalahan tangani pasien corona.

Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China.
Foto: Chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Rizky Jaramaya

Baca Juga

Seorang warga Hubei, Lu Yuejin (50 tahun), berjuang agar bisa melewati pos pemeriksaan jembatan Sungai Yangtze, Sabtu (1/2) lalu. Lu dan putrinya, Hu Ping (26 tahun), berusaha keluar Provinsi Hubei ketika provinsi itu diisolasi untuk mencegah penyebaran wabah virus korona baru yang dikenal sebagai 2019-nCoV.

Lu adalah petani di sebuah desa Hubei. Dia harus membawa putrinya yang menderita leukemia keluar dari Hubei untuk mendapatkan perawatan kemoterapi.

Lu mengatakan, rumah sakit di Wuhan tidak bisa menerima putrinya karena sudah kewalahan menangani pasien yang teridentifikasi virus korona. Ibu kota Hubei, yaitu Wuhan, merupakan tempat asal virus korona tersebut muncul. Satu-satunya jalan adalah Lu harus membawa putrinya berobat ke rumah sakit di Jiujiang.

"Putri saya perlu pergi ke rumah sakit di Jiujiang. Dia perlu dirawat. Namun, mereka tidak membiarkan kami lewat," ujar Lu.

Sang putri, Hu, tampak duduk di tanah dan tubuhnya dibalut oleh selimut. Sementara itu, Lu memohon kepada petugas polisi yang berjaga di pos pemeriksaan agar diizinkan keluar dari Hubei. Derai air mata Lu tak tertahankan ketika dia memohon kepada petugas.

"Tolong, izinkan putri saya. Saya tidak perlu pergi, cukup biarkan putri saya saja," ujar Lu memohon kepada petugas polisi dengan suara yang terisak.

Di pos pemeriksaan itu, sebuah pesan rekaman yang berisi peringatan diputar berulang kali melalui pengeras suara. Rekaman suara itu menyatakan, penduduk tidak diizinkan masuk ke Jiujiang, sebuah kota di Provinsi Jiangxi, di sisi selatan Sungai Yangtze.

"Yang ingin saya lakukan adalah menyelamatkan hidup putri saya," kata Lu. Sekitar satu jam setelah dia berbicara dengan //Reuters di pos pemeriksaan, polisi mulai bergerak.

Mereka tampak sibuk menelepon. Sebuah ambulans kemudian dipanggil untuk mengangkut Lu dan Hu.

Keduanya akhirnya mendapatkan izin untuk pergi ke Jiujiang. Hu tampak berjalan terpincang-pincang saat melewati pemindaian suhu di pos pemeriksaan dan menuju ambulans yang telah menunggu.

Sebagian besar jembatan di sekitar Sungai Yangtze, yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya, telah ditutup. Hal ini sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus korona yang telah menginfeksi lebih dari 14 ribu orang dan menewaskan lebih dari 300 orang di Cina.

Sejumlah kota yang terdampak oleh virus korona telah diisolasi. Pemerintah setempat menghentikan operasional transportasi umum dan melarang kendaraan pribadi melintas di jalan raya. Warga di Wuhan dan beberapa kota lainnya yang diisolasi kini merasakan hidup dalam kota mati. (reuters ed:yeyen rostiyani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement