REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengungkapkan rencananya untuk mengunjungi mahasiswanya di Wuhan, China. Ia mengatakan, kepergiannya ditujukan untuk memberi dukungan moral bagi mahasiswa Kamboja.
Rencana kunjungan muncul di tengah kritik atas keputusan Hun Sen untuk tidak memulangkan mereka dari kota Wuhan yang menjadi pusat wabah virus corona baru. Wabah tersebut telah menewaskan lebih dari 465 orang, sebagian besar di Provinsi Hubei di China tengah, yang beribu kota Wuhan.
Banyak negara telah mengirimkan pesawat untuk membawa pulang warga mereka dari Wuhan serta menghentikan perjalanan dari dan ke China. Hun Sen, yang merupakan sekutu dekat China, mengatakan ia akan terbang ke Wuhan pada Rabu dari Korea Selatan, tempat ia menghadiri pertemuan puncak.
Hun Sen juga mengatakan telah memberi tahu otoritas China soal rencana kunjungannya itu. Hun Sen menulis di halaman Facebook-nya bahwa ia akan mengunjungi para mahasiswa "untuk menunjukkan kehangatan kepada mereka serta memastikan bahwa mereka tidak takut pada jenis baru virus corona yang menular itu".
Kamboja, yang memiliki komunitas besar pekerja asing dari China, melaporkan satu kasus virus itu pekan lalu. Kasus itu mengena pada seorang pria China yang tiba bersama keluarganya dari Wuhan di kota pantai, Sihanoukville, pada Januari.
Pekan lalu, Hun Sen mengatakan virus corona masih terkendali di Kamboja kendati kekhawatiran menyelimuti masyarakat. Ia juga mengatakan, Kamboja akan mengizinkan penerbangan dari China dan tidak akan mengevakuasi para mahasiswa dan diplomat Kamboja.
Pernyataan Hun Sen itu mengundang kritik dari masyarakat yang menganggapnya tidak cukup bertindak untuk membantu mereka.