Rabu 05 Feb 2020 01:21 WIB

PM Australia Ucap Terima Kasih Atas Evakuasi Warga Australia

PM Australia Australia Scott Morrison ucapkan terima kasih atas evakuasi dari Wuhan

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Christiyaningsih
PM Australia Australia Scott Morrison ucapkan terima kasih atas evakuasi dari Wuhan. Ilustrasi.
Foto: ABC
PM Australia Australia Scott Morrison ucapkan terima kasih atas evakuasi dari Wuhan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengucapkan terima kasih kepada staf medis, kru pesawat Qantas, dan pemerintah China karena telah membantu evakuasi 241 warga Australia dari Wuhanus ke Australia Barat. Penerbangan Qantas yang mendarat di Pangkalan RAAF Learmonth, dekat Exmouth pada Senin (3/1) pukul 16.00 waktu setempat adalah yang pertama dari dua penerbangan bagi warga Australia yang ingin meninggalkan kota Wuhan.

Morrison mengatakan saat ini semua penumpang telah dipindahkan ke tempat karantina di Pulau Christmas, kecuali seorang wanita hamil dan pasangannya yang akan tetap terisolasi di Perth. Dari para penumpang yang kembali dengan selamat ke Australia, lima di antaranya berusia di bawah dua tahun sementara 89 di bawah 16 tahun.

Baca Juga

“Terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam operasi yang kompleks dan sangat menantang ini, mulai dari staf medis kami, Qantas, dan kru udara hingga diplomat Australia dan pejabat lainnya,” tulis Morrison di Instagram dikutip dari News, Selasa (4/2).

"Saya terutama ingin berterima kasih kepada pemerintah China atas pendekatan kooperatif mereka," tambah dia.

Penerbangan Qantas meninggalkan Wuhan sekitar pukul 08.00 waktu setempat setelah sebelumnya keberangkatan mereka tertunda sekitar enam jam. Sementara Flight Radar mengantisipasi Boeing 747 akan mengambil rute langsung dari China ke Australia Barat, penerbangan mengambil jalan yang jelas lebih panjang.

Pakar penerbangan Neil Hansford menuturkan rute yang lebih panjang diambil pesawat Qantas itu agar penerbangan tetap berada di zona internasional. "Ini adalah penerbangan carter dan bukan penerbangan terjadwal. Jadi alih-alih melintasi langit Malaysia dan Pulau Jawa, terbang di atas Laut China Selatan membuat pesawat tak perlu memperoleh izin terbang melintas," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement