REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Pemerintah Inggris memerintahkan warganya untuk segera meninggalkan China jika mereka bisa. Mereka diminta keluar dari Negeri Tirai Bambu sebelum ada pembatasan akses penerbangan dari dan menuju China.
"Keselamatan dan keamanan rakyat Inggris akan selalu menjadi prioritas utama kami," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab seperti diwartakan Reuters, Rabu (5/2).
Dia mengatakan penerapan pembatasan penerbangan maskapai nantinya akan menyulitkan warga Inggris yang berniat keluar dari China. Saat ini, maskapai British Airways dan Virgin Atlantic telah menunda semua penerbangan dari dan menuju China.
Raab menyarankan agar warga negara Inggris segera keluar dari China selagi masih ada kesempatan guna meminimalisir risiko terpapar virus Corona. Dia mengatakan pemerintah tetap hanya akan memfasilitasi kepulangan warga negara mereka yang saat ini berada di Provinsi Hubei.
"Di mana masih ada warga negara Inggris di Provinsi Hubei yang ingin dievakuasi, kami akan terus bekerja sepanjang waktu untuk memfasilitasi ini," katanya.
Pemerintah Inggris saat ini telah memulangkan sebagian staf dari kedutaan besar dan konsulat Inggris untuk China. London hanya meninggalkan staf yang bertugas memberikan bantuan konsuler di kedutaan dan konsulat mereka.
"Kemampuan kedutaan dan konsulat Inggris untuk memberikan bantuan kepada warga negara Inggris dari dalam China terbatas, dan akan lebih terbatas lagi jika situasinya semakin memburuk," tambahnya.
Hingga Selasa (3/2) malam, tercatat 20.523 kasus positif 2019-nCoV dengan jumlah kematian mencapai 426 kasus. Kasus kematian ini disebut sudah jauh lebih rendah daripada angka kesembuhan yang sudah mencapai 715 kasus.