Rabu 05 Feb 2020 09:21 WIB

Isolasi Kota di Cina Akibat Virus Corona Meluas

Provinsi Zhejiang dalam laporannya telah mengonfirmasi 829 kasus.

Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).
Foto: Chinatopix via AP Photo
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dua kota di Provinsi Zhejiang, sebelah timur Cina, yang jauh dari pusat penyebaran virus corona baru (2019-nCoV) turut diisolasi Pemerintah Cina. Hal itu menyusul kekhawatiran tentang penyebaran lebih masif dari virus corona baru.

Dilansir Channel News Asia, kota itu adalah Kota Taizhou dan tiga distrik di Kota Hangzhou, termasuk daerah tempat kantor pusat raksasa teknologi Cina, Alibaba. Pejabat kota mengatakan, kota hanya akan mengizinkan satu orang per rumah tangga pergi ke luar setiap dua hari untuk membeli kebutuhan. Penduduk yang berada di wilayah tersebut terhitung lebih dari 9 juta orang.

Baca Juga

Taizhou terletak 850 kilometer dari pusat penyebaran virus di Provinsi Hubei. Kota itu juga menangguhkan 94 layanan pemberangkatan kereta ke kota mulai Selasa (4/2). Selain itu, seluruh keluarga hanya boleh membuka satu pintu masuk dan penghuni harus menunjukkan kartu identitas setiap kali mereka masuk dan keluar.

Menurut sebuah pernyataan resmi di akun Wechat, Pemerintah Kota Taizhou mengatakan, pemilik tanah juga dilarang menyewakan properti kepada orang-orang dari daerah yang terkena dampak paling parah, semisal dari Provinsi Hubei. Sementara, di distrik Hangzhou, langkah-langkah tambahan termasuk mengenakan wajib masker dan identitas wajib serta pemeriksaan suhu digalakkan pemerintah setempat.

Pembatasan terbaru mengikuti langkah-langkah serupa yang diumumkan pada Ahad di Kota Zhejiang, Wenzhou. Kota ini membatasi pergerakan penduduk dan menutup jalan. Provinsi Zhejiang dalam laporannya telah mengonfirmasi 829 kasus. Angka ini merupakan jumlah tertinggi di luar Provinsi Hubei sebagai pusat wabah.

Hingga kini, sudah ada dua kematian di luar Cina yang terkonfirmasi karena virus korona baru. Hong Kong melaporkan kematian pertamanya dari virus korona baru.

Kematian di Hong Kong membuat total korban jiwa dari virus menjadi 427, termasuk seorang pria yang meninggal di Filipina pekan lalu setelah mengunjungi Wuhan. Per Selasa (4/2), jumlah total infeksi di Cina naik 3.235 menjadi 20.438. Setidaknya ada 151 kasus di 23 negara dan wilayah lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan, virus seperti flu ini adalah darurat global. Namun, para ahli mengaku masih banyak yang belum diketahui tentang patogen tersbeut, termasuk tingkat kematian dan jalur penularannya. Ketidakpastian seperti itu membuat beberapa negara mengambil tindakan ekstrem untuk membendung penyebaran virus.

Australia mengirim ratusan pengungsi dari Wuhan ke sebuah pulau terpencil di Samudra Hindia, sementara Jepang memerintahkan karantina sebuah kapal pesiar yang mengangkut lebih dari 3.000 orang setelah seorang pria Hong Kong yang berlayar di sana bulan lalu dinyatakan positif terkena virus korona.

photo
Gelombang pertama pasien positif virus Corona memasuki Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Rumah Sakit darurat yang didirikan dalam waktu 10 hari ini dibuat khusus bagi korban virus Corona.

Penyembuhan

Pemerintah Cina juga mengatakan telah berhasil menyembuhkan sedikitnya 475 orang yang terjangkit virus korona. Beijing mengombinasikan cara pengobatan tradisional negaranya dan pengetahuan medis Barat.

“Yang bisa saya konfirmasi, sekarang ahli-ahli Cina menggunakan cara medis tradisional Cina dan cara medis Barat, kemudian mengombinasikannya. Baik cara tradisional Cina maupun cara medis Barat, masing-masing menghasilkan kemajuan yang cukup baik,” kata Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian saat menggelar konferensi pers di Kedubes Cina di Jakarta, Selasa (4/2).

Dia mengungkapkan, secara kumulatif, hingga 2 Februari lalu, tingkat pertumbuhan warga terdiagnosis virus korona terus menurun. Pada 27 Januari, laju peningkatan pasien yang terinfeksi virus korona mencapai 64,54 persen. Memasuki awal Februari, persentasenya menurun menjadi 19,65 persen.

Kendati demikian, Xiao mengakui, jumlah pasien yang terinfeksi virus korona memang masih terus bertambah. “Tapi, laju peningkatannya (infeksi virus) melambat,” ujarnya.

Xiao menegaskan, virus korona dapat dicegah dan disembuhkan. Dengan penanganan tepat, pasien ringan dapat dipulihkan dalam tempo sekitar sepekan. Sementara, mereka yang dalam kondisi lebih serius memerlukan waktu pengobatan serta perawatan hingga dua pekan atau lebih. n fergi nadira/kamran dikarma, ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement