REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) melaporkan dua kasus baru dari virus Corona baru, Rabu (5/2). Penambahan kasus ini meningkatkan jumlah orang yang terpapar virus di negara itu menjadi 18 orang.
Dilansir laman South China Morning Post (SCMP), satu dari dua kasus terbaru di Korsel melibatkan infeksi pada satu orang yang melakukan perjalanan dari Singapura bulan lalu. Kasus ke-17 itu mendera sorang pria Korsel berusia 38 tahun.
Dia tertular penyakit tersebut dari seorang pria Malaysia yang lebih dulu terinfeksi ketika mereka ambil bagian dalam konferensi kerja di Singapura dari 18-24 Januari. Hal itu diungkapkan secara resmi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).
"Setelah kembali dari konferensi, pasien kasus ke-17 itu kemudian diberitahu bahwa ada pasien yang dikonfirmasi, seorang warga Malaysia, di antara peserta acara. Dia kemudian mengunjungi klinik pada Selasa untuk tes," ujar KCDC dalam sebuah pernyataan resmo dikutip SCMP, Rabu.
Pria Malaysia yang terinfeksi melakukan perjalanan ke Singapura untuk pertemuan pada Januari dengan rekan-rekan dari China, termasuk satu dari Wuhan yang menjadi pusat epidemi. Namun, dia menunjukkan gejala pada 29 Januari atau hampir sepekan setelah dia kembali dari Malaysia.
Kasus ke-18 mendera anak perempuan dari seorang ibu yang lebih dulu terpapar virus korona pada kasus ke-16 setelah sang ibu kembali dari Thailand. Anak perempuan itu berusia 21 tahun.
Sang ibu yang berusia 42 tahun diduga telah membawa putrinya ke sebuah klinik di selatan kota Gwangju, 330 kilometer selatan Seoul. Mereka yang telah melakukan kontak dengannya di fasilitas tersebut, termasuk staf medis, telah ditempatkan di karantina.
KCDC mengatakan kini pihaknya sedang melakukan pelacakan kontak dari semua kasus yang dikonfirmasi di negara itu, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penularan antar manusia lebih jauh. KCDC mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya telah mengarantina 129 orang untuk diuji apakah memiliki virus Corona baru atau negatif.
Pemerintahan Presiden Moon Jae-in kemudian menghadapi seruan yang meningkat untuk larangan terhadap para pelancong yang datang dari China. "Hal terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah menghentikan orang yang terinfeksi memasuki negara dari luar negeri," kata Profesor Choi Jae-wook dari Fakultas Kedokteran Universitas Korea pada program berita radio setempat.
"Kalau tidak, kasus-kasus baru akan terus bermunculan tidak peduli berapa banyak upaya pemerintah untuk melawan virus," ujarnya menambahkan.