Rabu 05 Feb 2020 17:20 WIB

Rusia Evakuasi 78 Warganya dari Wuhan

Warga Rusia yang dievakuasi dari Wuhan akan dikarantina selama dua pekan di Siberia.

Siberia, Rusia. Warga Rusia yang dievakuasi dari Wuhan akan dikarantina selama dua pekan di Siberia.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Siberia, Rusia. Warga Rusia yang dievakuasi dari Wuhan akan dikarantina selama dua pekan di Siberia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia memulangkan 78 warganya dari Wuhan, pusat penyebaran virus corona tipe baru di China, pada Rabu. Warga yang dievakuasi akan dikarantina selama dua pekan di sebuah kamp di Siberia.

Rusia, yang telah melakukan pembatasan di sepanjang 4.300 kilometer perbatasan darat dengan China, pekan lalu melaporkan dua kasus pertama virus corona---keduanya di Siberia dan keduanya melibatkan warga negara China. Tidak ada infeksi yang terdeteksi di antara kelompok pertama yang kembali, yang mendarat di bandara Tyumen pada Rabu pagi, menurut kementerian pertahanan Rusia.

Baca Juga

Jumlah kematian global dari wabah telah meningkat menjadi hampir 500, semua kecuali dua di China daratan, dan infeksi mendekati 25.000. Secara keseluruhan, Rusia berencana untuk memulangkan 144 warganya, termasuk 16 warga negara negara bekas Soviet, dari Provinsi Hubei di China, tempat virus itu pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu.

Pesawat militer kedua dijadwalkan mendarat di Tyumen di kemudian hari. Rusia telah menangguhkan kereta penumpang langsung dan penerbangan komersial dari China, kecuali beberapa yang sedang dialihkan melalui terminal terpisah di bandara Moskow untuk mempermudah proses pemindaian penumpang.

Empat orang mengenakan pakaian keselamatan putih bertemu dengan pesawat militer pertama berjenis pengangkut Il-76, di Tyumen, berdasarkan sebuah video yang diunggah oleh pusat krisis Rusia untuk virus corona. Anna Popova, kepala petugas medis Rusia, mengatakan semua kedatangan dari Hubei akan dikarantina di sebuah kamp sekitar 30 kilometer di luar Tyumen, sebuah kota dengan 800 ribu penduduk dan pusat industri minyak Rusia.

Kamp itu dipagari, dilengkapi dengan kamera CCTV dan dijaga oleh patroli militer, menurut pusat krisis. Pada Selasa, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa Rusia sedang mempersiapkan kemungkinan penyebaran virus itu.

Sekolah-sekolah telah ditutup dan acara-acara publik dibatalkan di sejumlah daerah, meskipun pejabat lain mengaitkan hal itu hanya karena flu. Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova memperkirakan pekan lalu bahwa ada lebih dari 600 orang Rusia saat ini ada di Provinsi Hubei.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement