REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Para pejabat dan pedagang di Ukraina mengaku virus corona tidak berdampak kepada ekspor biji-bijian ke China walapun sempat ada penundaan untuk transportasi dan gangguan logistik.
"Saya tidak khawatir. Permintaan dari China belum hilang. Tetapi sekarang harga Amerika cukup kompetitif dengan permintaan kami. Sehingga permintaan China akan dibagi antara kami dan mereka," kata Presiden serikat pedagang Asosiasi Gandum Ukraina (UGA), Mykola Gorbachev, Rabu (5/2).
Ia mengaku sempat ada kesulitan di bidang logistik, pengiriman ke daerah dan konsumen di China, tetapi secara umum permintaan belum hilang. Sehingga, Ukraina tetap mengirimkan biji-bijian. Kementerian Pengembangan Ekonomi, Perdagangan dan Pertanian Ukraina menyatakan tidak mengharapkan dampak signifikan pada perdagangan dengan China saat virus corona menyebar.
Pusat Perdagangan Biji-Bijian Nasional China menyatakan dalam pemberitahuan China akan mulai menjual 2,96 juta ton jagung dari cadangan negara mulai Jumat (7/2) dalam upaya untuk mengurangi kekurangan pakan di beberapa perusahaan di China selatan. Produsen pakan yang berlokasi di luar Heilongjiang, Jilin, provinsi Liaoning dan wilayah Mongolia berhak mengajukan penawaran.
China menempati urutan keempat di antara importir utama biji-bijian Ukraina dengan pasar 6,1 persen. Menurut konsultan pertanian APK-Inform Ukraina, ekspor biji-bijian Ukraina naik 30,4 persen menjadi 36,8 juta ton sejauh ini pada musim 2019.