REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia memulai karantina warganya yang baru kembali dari Wuhan, China. Mereka menempati sebuah kamp di Siberia selama dua pekan sejak Rabu (5/2).
Kepala petugas medis Rusia Anna Popova menyatakan, semua kedatangan dari dua pesawat Rusia akan menepati kamp sekitar 30 km di luar Tyumen. Tyumen adalah titik fokus industri minyak Rusia yang besar. Kota tersebut berpenduduk 800 ribu orang.
Untuk menjaga keamanan, kamp itu dipagari dan dilengkapi dengan kamera CCTV. Patroli militer pun dikerahkan untuk memperkuat penjagaan di sekitarnya.
Kementerian Pertahanan menyatakan, dua kelompok berjumlah 144 orang yang terdiri dari warga Rusia dan 16 warga negara dari negara bekas Soviet mendarat di bandara Tyumen pada Rabu. Dari total tersebut tidak ada satu pun yang terdeteksi mengidap virus k=Corona.
Pada pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova memperkirakan ada lebih dari 600 orang Rusia di provinsi Hubei. Namun, juru bicara Kedutaan Rusia di Beijing Georgy Yegorov menyatakan, tidak semua ingin kembali dan hanya jumlah itu yang memang memutuskan untuk pulang.
Sebelumnya, seorang pejabat kementerian kesehatan juga menyatakan Rusia sedang mempersiapkan kemungkinan terjadinya penyebaran virus. Mereka telah memerintahkan penutupan beberapa sekolah dan meminta acara-acara publik dibatalkan.
Rusia pun yang telah membatasi penyeberangan di sepanjang perbatasan darat 4.300 km dengan China. Pekan lalu, Rusia melaporkan dua kasus pertama virus Corona, keduanya terjadi di Siberia dan melibatkan warga negara Cina.
Rusia telah menangguhkan kereta penumpang langsung dan penerbangan komersial dari China. Ada beberapa yang masih terbuka tetapi dialihkan melalui terminal terpisah di Moskow untuk membuat skrining penumpang lebih mudah. Dwina Agustin/reuters