REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas mengumumkan adanya beberapa tahanan Israel yang telah terluka selama serangan yang diluncurkan oleh Israel di Jalur Gaza pada Mei 2019. Hal ini disampaikan pihak Hamas melalui juru bicara pasukan militer Hamas, Abu Ubaida pada Rabu (5/2) waktu setempat dilansir Anadolu Agency pada Kamis (6/2).
"Kami mengumumkan bahwa selama agresi Mei 2019 di Jalur Gaza ketika musuh mengebom bangunan sipil dan keamanan, sejumlah tahanan perang Israel secara langsung terluka," kata Ubaida melalui pesan Telegram.
Ubaida tidak mengungkapkan lokasi persisnya. Dia memandang perlunya merahasiakan nasib atau jumlah tahanan yang terluka. Ia juga menuding Israel bersikap abai terhadap para tahanannya di Gaza dan tidak pedulu dengan nasib mereka. "Kami berhati-hati untuk tidak mengungkapkan nasib mereka pada tahap ini," tutur dia.
Hamas, lanjut Ubaida, juga telah berjanji kepada keluarga anggota Hamas yang ditahan Israel. "Kami berjanji kepada keluarga pahlawan kami untuk melakukan segala yang kami bisa untuk membebaskan mereka (tahanan Palestina) dengan segala cara," katanya.
Pada April 2016, Hamas mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa mereka telah menangkap empat tentara Israel. Identitas keempat tentara ini ditahan kecuali Aaron Shaul, seorang tentara Israel yang hilang sejak perang Gaza pada 2014.
Pada akhir konflik 2014, pemerintah Israel mengumumkan hilangnya mayat dua tentara di Jalur Gaza, yaitu Aaron Shaul dan Hadar Goldin. Namun pada Juni 2016, Kementerian Keamanan Israel mengubah klasifikasinya sebagai 'hilang dan tawanan'.