Kamis 06 Feb 2020 18:37 WIB

Inggris Diharapkan Menjadi Contoh dalam Isu Perubahan Iklim

Inggris berencana memotong emisi sampai nol pada 2050.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Perubahan iklim (Ilustrasi)
Foto: PxHere
Perubahan iklim (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA--Organisasi lingkungan berharap Inggris menjadi contoh bagi negara-negara lainnya dalam hal perubahan iklim. Caranya dengan menguraikan rencana mereka dalam memotong emisi sampai nol pada 2050 secara detail. Diketahui, Inggris merupakan tuan rumah pertemuan perubahan iklim PBB di Glasgow bulan November.

Dalam peluncuran event COP26 Perdana Menteri Inggris Boris John mengatakan setiap negara harus mengumumkan target kredibel mereka di sana. Ia menyinggung tentang Kesepakatan Paris yang bertujuan untuk menetralkan karbon yang dihasilkan negara demi membatasi pemanasan global.

Baca Juga

"Saya berharap sebagai planet dan sebagai komunitas antara bangsa kami ke sampai titik nol dalam beberapa dekade, kami akan melakukannya pada 2050, kami menetapkan kecepatan, saya harap semua orang bersama kami," kata Johnson Kamis (6/2).

Inggris mengabadikan target karbon hingga nol pada 2050 menjadi undang-undang. Negeri Singa itu menjadi negara anggota Group of Seven (G7) yang melakukannya.

Demi meraih target ini maka Inggris harus tidak lagi memproduksi emisi gas rumah kaca. Caranya dengan menanam pohon dan langkah lainnya yang dapat menghilangkan karbon dari atmosfir atau melakukan reduksi karbon disektor lainnya.

Direktur eksekutif Aldersgate Group Nick Molho mengatakan untuk memaksimalkan pengaruh mereka di COP26 maka pemerintah Inggris harus menyelaraskan agenda kebijakan nasional dan internasionalnya dengan perubahan iklim. Aldersgate Group sebuah aliansi ekonomi berkelanjutan yang anggotanya termasuk bisnis terbesar di Inggris. 

"Dalam praktiknya, ini artinya mempublikasikan rencana kebijakan menjelang pertemuan, menetapkan bagaimana Inggris menempatkan dirinya dalam jalur yang benar untuk meraih target emisi sampai nol," kata Molho.

Ia menambahkan hal ini juga mengharuskan kesepakatan perdagangan bebas Inggris konsisten dan mendukung target tersebut. Ia menyinggung tentang kesepakatan baru Inggris setelah keluar dari Uni Eropa.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement