Sabtu 08 Feb 2020 16:02 WIB

Empat Hari 90 Ribu Warga Sipil Tinggalkan Idlib

Sekitar 90 ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka di Idlib

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pengungsi Suriah. Dalam empat hari sekitar 90 ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka di Idlib. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Rodi Said
Pengungsi Suriah. Dalam empat hari sekitar 90 ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka di Idlib. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB - Sekitar 90 ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka di zona eskalasi Idlib, Suriah barat laut. Hal ini terjadi selama empat hari terakhir serangan oleh pasukan rezim dan sekutu, hingga Jumat (7/2) waktu setempat.

Laman Anadolu Agency yang mengutip Kelompok Koordinasi Respons Suriah mengatakan warga sipil dipindahkan atau mengungsi menuju daerah di dekat perbatasan Turki. Sebab serangan masih saja terus digencarkan meski perjanjian gencatan senjata sudah dilakukan.

Baca Juga

Warga sipil melarikan diri ke daerah-daerah dekat perbatasan Turki. Banyak dari mereka yang juga berlindung di daerah-daerah yang bebas dari teroris oleh operasi anti-teror Turki.

Secara keseluruhan lebih dari tiga juta warga Idlib kini terancam eksodus demi menyelamatkan diri. Pemerintah Suriah yang dibantu Rusia memaksa puluhan ribu orang di antara mereka yang mengungsi.

Sejak Januari 2019, jumlah warga Suriah yang dipindahkan dari Idlib dan Aleppo telah meningkat menjadi hampir 1,77 juta. Rusia dan Turki memang berada pada posisi bersebrangan di Suriah. Rusia memihak rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad, sedangkan Turki mendukung kelompok perlawanan yang menentang Assad.

Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi. Itu artinya tindakan agresi secara tegas dilarang.

Namun, lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi sejak saat gencatan senjata terus dilanggar. Dalam langkah baru, Turki mengumumkan pada 10 Januari bahwa gencatan senjata baru di Idlib akan dimulai tepat setelah tengah malam pada 12 Januari. Tetapi rezim dan kelompok-kelompok teroris yang didukung Iran melanjutkan serangan mereka.

Sejak meletusnya perang saudara berdarah di Suriah pada 2011, Turki telah menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka. Tindakan ini menjadikan Turki sebagai negara tuan rumah pengungsi terbaik di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement