Ahad 09 Feb 2020 13:14 WIB

Nigeria Cari Pinjaman Sebagai Sumber Pembiayaan Haji

Setidaknya 1 miliar Naira akan digunakan untuk pembiayaan haji Nigeria.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Indira Rezkisari
Umat Islam di Nigeria. Pemerintah Nigeria mencari pendanaan sebagai sumber biaya haji.
Foto: ist
Umat Islam di Nigeria. Pemerintah Nigeria mencari pendanaan sebagai sumber biaya haji.

REPUBLIKA.CO.ID, SOKOTO -- Pemerintah negara bagian Sokoto di Nigeria berencana untuk mencari pinjaman sebesar 65,7 miiar Naira untuk membiayai berbagai proyek di negara bagian. Termasuk untuk pembelian mobil dan pembayaran biaya haji.

Menurut Komisaris Informasi di negara bagian, Isah Galadanchi, keputusan untuk mengamankan pinjaman itu tercapai setelah pertemuan dewan eksekutif.

Baca Juga

Dalam rincian penggunaan pinjaman tersebut, sebesar 320 juta Naira akan digunakan untuk membeli mobil untuk staf pengadilan dan sebesar 1 miliar Naira dialokasikan untuk haji. Dilansir di Sahara Reporters, Ahad (9/2), pinjaman itu akan digunakan juga untuk memfasiliasi proyek-proyek pendidikan dan kesehatan.

Sementara itu, pemerintah mengatakan sebesar 550 juta Naira  akan dialokasikan untuk pengadaan 200 generaotr guna menyediakan air minum yang dapat diminum di daerah pedesaan. Sedangkan sebesar 140 juta Naira akan dikeluarkan untuk pengadaan peralatan sumber daya air.

Selanjutnya, kata pemerintah, sebesar 4 miliar Naira akan diakses dari asilitas pinjaman pertanian Bank Sentral Nigeria sebagai dana pendamping. Kemudian  jumlah sebesar 10 miliar Naira akan digunakan untuk membiayai pembayaran kontraktor yang akan melaksanakan kontrak yang diberikan kepada mereka di bawah Dewan Pendidikan Dasar Universal Negara.

Proyek lainnya, ialah sebesar 3 miliar Naira untuk pengadaan pupuk yang akan dijual kepada petani dengan harga subsidi dan sebesar 5 miliar Naira akan menjadi sumber untuk penyediaan fasilitas kesehatan di negara bagian. Sementara itu, proyek pembangunan lain yang membutuhkan pinjaman adalah proyek perumahan negara di Gidan Salanke, yang membutuhkan 1,5 miliar Naira.

Menurut pemerintah, pinjaman ini akan diselesaikan dalam waktu 36 bulan dan tidak akan menjadi kewajian untuk diwarisi oleh pemerintah selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement