REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ratusan warga berkumpul di kota Nakhon Ratchasima untuk mengheningkan cipta bersama bagi para korban penembakan massal di mal Terminal 21 Korat. Mereka menyalakan lilin, meletakkan bunga, dan berdoa dengan dipimpin oleh seorang biksu Budha.
Insiden penembakan itu terjadi pada Sabtu sore waktu setempat. Pelaku diidentifikasi sebagai seorang anggota militer bernama Jakrapanth Thomma (32 tahun).
Penembakan massal itu telah menewaskan 29 orang dan melukai 57 orang lainnya. Di antara korban yang meninggal dunia adalah seorang ibu yang sedang berada di balik kemudi mobilnya, kemudian anggota pasukan keamanan, dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun.
"Saya tidak ingin kehilangan dia dengan cara seperti ini. Ini terlalu mendadak. Kami sudah menyusun rencana saat dia tumbuh dewasa nanti. Saya ingin merawatnya, tapi saya sudah tidak punya kesempatan itu lagi," ujar ayah dari anak lelaki berusia 13 tahun itu, Nuttawut Kanchanamethi sambil menangis.
Para warga berdoa sambil menunjukkan jari-jari mereka ke langit sebagai simbol bahwa doa-doa mereka akan menuntun jiwa-jiwa orang yang mati ke surga. Sementara, beberapa menuliskan pesan belasungkawa di atas kertas putih yang diletakkan di tanah.
Insiden penembakan itu membuat penduduk setempat menjadi ketakutan. Salah satu penduduk, Chirathip Kurapakorn mengatakan, dia tidak bisa tidur semalaman dan terus memantau berita di televisi.
"Saya punya dua anak, saya tidak bisa tidur sama sekali tadi malam," ujar Chirathip.
Penembakan di Terminal 21 Korat juga menuai kesedihan di media sosial. Karena, ini adalah penembakan massal terburuk yang pernah terjadi di Thailand.
Kekerasan dengan menggunakan senjata tidak pernah terjadi di Thailand. Banya orang Thailand memiliki senjata karena dapat diperoleh secara legal. Namun penembakan massal di negara tersebut sangat jarang terjadi.
Insiden di Korat terjadi sekitar satu bulan setelah penembakan mal di kota Lopburi, Thailand tengah. Ketika itu, seorang pria bersenjata yang mengenakan topeng melakukan penembakan yang menewaskan tiga orang termasuk seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Penembakan juga melukai empat orang lainnya.
Pelaku melepaskan tembakan saat dia sedang merampok sebuah toko perhiasan. Dia ditangkap dua minggu setelah penembakan.