Senin 10 Feb 2020 09:51 WIB

Uni Emirate Arab Berhasil Sembuhkan Pasien Virus Corona

Seorang pasien virus corona asal China sembuh setelah dirawat di Uni Emirate Arab.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Foto: CDC via AP
Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirate Arab (UEA) berhasil menyembuhkan seorang pasien virus corona. Dia adalah Liu Yujia, warga China berusia 73 tahun. 

Dilaporkan laman Al Arabiya pada Ahad (9/2), Liu sembuh setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit. Konsul Jenderal China di Dubai Li Xuhang segera menjenguk Liu setelah kabar kesembuhannya tersiar. 

Baca Juga

Mereka sempat melakukan perbincangan singkat. Pada kesempatan itu, Li mengapresiasi dan memuji sistem perawatan serta pencegahan UEA yang efektif. Liu menjadi pasien virus corona pertama di UEA yang berhasil pulih kembali.

Saat ini, UEA masih menangani enam kasus virus corona. Dua di antara kasus tersebut terdeteksi pada Sabtu (8/2) lalu. 

Sejak virus corona mewabah, UEA telah mengambil langkah-langkah pencegahan, salah satunya memindai suhu tubuh penumpang pesawat yang datang dari China. UAE kemudian memutuskan menangguhkan semua penerbangan ke seluruh kota di Negeri Tirai Bambu. 

Sebelumnya, Filipina juga telah mengumumkan keberhasilannya menyembuhkan pasien virus corona. Dia adalah seorang perempuan berusia 38 tahun asal Kota Wuhan. 

Departemen Kesehatan Filipina mengatakan, perempuan tersebut telah menjalani tes pada Kamis (6/2). Hasil tes menunjukkan bahwa dia negatif atau tak lagi mengidap virus korona. Kendati demikian dia tetap harus menjalani satu tes lanjutan. Jika hasilnya sama, ia diizinkan keluar dari rumah sakit. Direktur University of the Philippines’ Institute of Molecular Biology Edsel Salvana menyambut kabar tersebut. "Ini menunjukkan virus corona tidak berakibat fatal dan pemulihan lebih mungkin daripada meninggal karena penyakit ini," ujarnya pada Ahad, dikutip laman the Guardian.

Sejak merebaknya wabah virus corona, Salvana sangat aktif di media sosial. Dia memimpin upaya dalam melawan hoaks atau informasi keliru perihal virus tersebut.

Hingga Ahad malam, jumlah korban meninggal akibat virus corona di China telah mencapai 908 jiwa. Angka itu melampaui jumlah kematian akibat wabah SARS pada 2002-2003 yang berkisar 700 orang. Kasus infeksi atau penularan juga masih terus bertambah. Saat ini China menangani sedikitnya 40.171 pasien virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement