Senin 10 Feb 2020 18:03 WIB

Inggris Pasang Status Virus Corona Sebagai Ancaman Serius

Pemerintah Inggris menyatakan virus corona jadi ancaman serius dan dekat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Pemerintah Inggris menyatakan status virus corona jadi ancaman serius dan dekat (Foto: ilusterasi antisipasi corona)
Foto: VIncent Vu/AP
Pemerintah Inggris menyatakan status virus corona jadi ancaman serius dan dekat (Foto: ilusterasi antisipasi corona)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyatakan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi telah berlipat dua berjumlah delapan kasus. Pemerintah pun menyatakan dengan memasang status virus corona menjadi ancaman serius dan dekat.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, menyatakan virus menjadi ancaman serius dan sangat deka  bagi kesehatan masyarakat. Kondisi ini memberi kuasa pemerintah untuk lebih banyak kekuatan untuk mengisolasi orang.

"Kami memperkuat peraturan kami sehingga kami dapat menjaga individu dalam isolasi yang didukung untuk keselamatan mereka sendiri dan jika profesional kesehatan masyarakat menganggap mereka mungkin berisiko menyebarkan virus ke anggota masyarakat lainnya," kata juru bicara Kementerian Kesehatan, dikutip melalui reuters, Senin (10/2).

Semua kasus baru muncul karena kontak yang diketahui dari pasien Inggris yang sebelumnya dikonfirmasi di Perancis. Identifikasi terus dilakukan untuk melacak kemungkinan ada kasus baru.

Rumah Sakit Arrowe Park, dekat Liverpool di Inggris utara, dan Taman Bukit Kents, di Milton Keynes, telah ditetapkan sebagai fasilitas isolasi. Tempat ini telah bersiap kemungkinan menerima kasus korona baru.

"Empat pasien lebih lanjut di Inggris telah dites positif virus corona baru, sehingga jumlah kasus di Inggris menjadi delapan," kata Kepala Petugas Kesehatan Inggris, Chris Whitty.

Alarm terhadap virus corona yang muncul di Wuhan, China, pada bulan Desember didorong oleh penyebarannya yang cepat. Para ahli penyakit menular juga belum dapat mengetahui seberapa mematikan atau menularnya virus itu.

Virus tersebut telah menewaskan lebih dari 900 orang, kebanyakan di China, dan telah menyebar ke setidaknya 27 negara dan wilayah. Telah terjadi dua kematian di luar China daratan, yaitu di Hong Kong dan Filipina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement