REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan tidak ada PHK massal karena wabah virus corona. Para karyawan, tetap bekerja hanya saja dilakukan dari rumah masing-masing hingga 10 hari ke depan.
Untuk pertama kalinya, Presiden Xi muncul di media dan mengeluarkan pernyataannya pasca-muncul dan mewabahnya virus corona. Virus yang telah memakan korban jiwa hingga 900 orang lebih sangat meresahkan banyak negara.
Munculnya virus tersebut mengakibatkan banyak pabrik-pabrik dan toko-toko tutup. Hal itu semakin memperburuk perlambatan ekonomi China. Meskipun ada yang kembali ke pekerjaan atau bekerja dari jarak jauh, banyak bisnis masih tutup karena China tetap dalam siaga tinggi.
Economic Capital telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahunan kuartal pertama untuk China dari lima persen menjadi tiga persen. Lembaga itu juga memperingatkan bahwa wabah virus corona dapat merugikan ekonomi global 280 miliar dolar AS dalam tiga bulan pertama pada 2020. Kepala The We Company atau WeWork, mengatakan startup kantor-berbagi telah menutup sementara 100 bangunan di China karena virus Corona.
Presiden Xi, mengatakan China akan berusaha untuk memenuhi target ekonomi dan sosialnya untuk tahun ini dan melakukan penyesuaian ekonomi dengan meminimalkan dampak virus. Dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang, pemerintah China berupaya untuk mengakhiri krisis tersebut.
Presiden Xi, melakukan kunjungan di rumah sakit para pasien virus corona. Presiden Xi, bahkan menyempatkan diri berbincang melalui video dengan para staf medis yang tengah berjuang merawat para pasien corona.
"Kita harus yakin bahwa pada akhirnya kita akan memenangkan pertempuran melawan epidemi ini," kata Xi kepada staf medis.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Xi juga dibekali dengan masker pelindung badan serta melakukan pemeriksaan suhu badan. Xi menegaskan pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas dalam menghentikan penyebaran virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei serta wilayah sekitarnya.