REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Serikat pekerja kertas Finlandia menyepakati upah baru dengan asosiasi industri perhutanan. Kesepakatan itu mengakhiri mogok kerja selama dua pekan yang menghentikan salah satu ekspor utama negara itu.
Kesepakatannya adalah menaikan gaji sebesar 3,3 persen selama 25 bulan. Dalam pernyataannya Asosiasi Industri Perhutanan Finlandia mengatakan produksi tahunan pabrik juga ditingkatkan menjadi 24 jam dengan memperpendek libur musim panas pada akhir Juni.
"Perubahan ini langkah menuju arah yang benar, tapi tidak cukup memastikan daya saing pabrik-pabrik Finlandia di kancah internasional," kata asosiasi itu, Senin (10/2).
Salah satu produsen kertas terbesar Finlandia Stora Enso mengatakan setiap pekannya mogok kerja merugikan industri perhutanan sebesar 11 juta euro. Selama beberapa bulan terakhir Finlandia diterpa gelombang konflik antara buruh dan perusahaan.
Masalah utamanya gaji atau upah dan jam kerja. Gelombang konflik itu memicu Perdana Menteri Antti Rinne mengundurkan diri. Ia dinilai tidak dapat mengatasi mogok kerja pegawai pos.
Rinne digantikan oleh Sanna Marin, perempuan pertama dan termuda yang menjadi perdana menteri di Finlandia.