Selasa 11 Feb 2020 08:45 WIB

Kematian Akibat Virus Corona di China Tembus 1.000 Orang

Jumlah kasus infeksi virus corona telah mencapai 42 ribu di China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi)
Foto: Ist
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah kematian akibat virus corona di China naik mencapai 1.000 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, penyebaran wabah virus corona di luar China bisa muncul dalam skala lebih besar lagi.

"Ini bisa menjadi penyebaran yang lebih besar lagi," ujar Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga

Provinsi Hubei, yang menjadi pusat dari wabah virus corona melaporkan 103 kematian pada Senin. Sementara itu, tercatat ada lebih dari 42 ribu kasus virus corona yang dikonfirmasi di China, serta 319 kasus di 24 negara lainnya.

Para ilmuwan sedang berjibaku untuk mendiagnosis virus tersebut. WHO mengatakan 168 laboratorium global yang memiliki teknologi canggih kini sedang melakukan penelitian. Karena, hingga saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin yang teruji klinis dapat mengobati atau mencegah virus corona. Selain itu, tim ahli sudah berada di China untuk menyelidiki wabah tersebut.

Angka kematian akibat virus corona telah melampaui kasus SARS pada 2002/2003. Pemerintah China telah berupaya melakukan pencegahan wabah virus corona, mulai dari memperpanjang libur Imlek hingga mengisolasi sejumlah kota.

Ketika masa liburan Imlek telah usai, sejumlah perkantoran masih tutup. Selain itu, jalur kereta bawah tanah yang terkenal sibuk di Beijing tampak lengang. Hanya beberapa penumpang saja yang ada di stasiun kereta bawah tanah tersebut. Seorang pejabat pemerintah Beijing, Zhang Gewho mengatakan, penyebaran virus akan lebih sulit dihentikan ketika orang-orang mulai kembali bekerja.  

"Mobilitas masyarakat akan meningkatkan kesulitan untuk menghentikan (wabah virus korona)," ujar Zhang.

Bank sentral China telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomian, termasuk mengurangi suku bunga dan membanjiri pasar dengan likuiditas. Selain itu, bank sentral juga akan menyediakan dana khusus bagi bank untuk dipinjamkan ke sektor bisnis. Seorang ekonom senior mengatakan pertumbuhan mungkin melambat hingga 5 persen atau kurang pada kuartal pertama.

Lebih dari 300 perusahaan China termasuk Meituan Dianping, yang merupakan perusahaan pengiriman makanan terbesar di China, dan pembuat ponsel pintar Xiaomi Corp mencari pinjaman dengan total setidaknya 8,2 miliar dolar AS. Perusahaan e-commerce Alibaba mengatakan afiliasinya, unit MYBank Ant Financial, akan menawarkan 2,86 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman kepada perusahaan-perusahaan di China, dengan persyaratan khusus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement