Selasa 11 Feb 2020 13:30 WIB

Taiwan Desak Filipina Cabut Larangan Perjalanan

Maskapai Filipina membatalkan penerbangan ke Taipei dengan alasan virus Corona

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Maskapai Filipina membatalkan penerbangan ke Taipei dengan alasan virus Corona. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Maskapai Filipina membatalkan penerbangan ke Taipei dengan alasan virus Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI — Taiwan mendesak Filipina mencabut larangan perjalanan terhadap warganya, Selasa (11/2). Hal itu disampaikan setelah maskapai Filipina membatalkan penerbangan ke Taipei dengan alasan wabah virus Corona.

Juru bicara kementerian Taiwan Joanne Ou mengatakan akibat larangan perjalanan itu, sejumlah warganya telantar di bandara Filipina. Pemerintah Filipina telah memperluas larangan perjalanannya dengan memasukkan semua warga asing yang datang dari Taiwan.

Baca Juga

Kebijakan itu diambil untuk membantu menekan penyebaran virus Corona. Biro Imigrasi Taiwan mengatakan penerapan larangan terbaru itu akan mengikuti prosedur yang sama seperti dalam pembatasan sebelumnya, mencakup China, Daerah Administratif Hong Kong, dan Makau.

“Meskipun tidak secara eksplisit dinyatakan, kami telah mengonfirmasi bahwa Taiwan memang bagian dari larangan tersebut dan perluasan ini akan segera dilaksanakan,” kata Komisaris Imigrasi Filipina Jaime Morente pada Senin (10/2) malam waktu setempat.

Morente menjelaskan warga Filipina dan warga asing dengan visa penduduk yang baru saja bepergian ke Taiwan mungkin diizinkan masuk. Namun mereka akan ditempatkan di Biro Karantina. Setelah pengumuman itu, Philippine Airlines (PAL) dan Cebu Pasific membatalkan penerbangan dari dan ke Taiwan.

“Pembatasan ini terkait dengan situasi virus Corona, untuk kepentingan kesehatan, dan keselamatan masyarakat,” kata juru bicara PAL Cielo Villaluna dalam sebuah pernyataan. Jumlah korban virus Corona di China telah melampaui 1.000 orang. Terdapat lebih dari 40 ribu warga yang saat ini masih dirawat akibat terinfeksi virus tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement