REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping memperingatkan para pejabat tinggi bahwa wabah virus Corona telah mengancam ekonomi negara. Apalagi, pertumbuhan ekonomi China sudah melambat selama hampir tiga dekade.
Para pejabat tinggi China berupaya untuk menyeimbangkan antara melindungi perekonomian yang sudah melambat dengan memberantas epidemi virus Corona. Berbagai sektor bisnis dan perkantoran tutup sejak liburan Tahun Baru Imlek.
Xi telah meninjau laporan tentang wabah virus Corona dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC). Setelah meninjau laporan itu, Xi mengatakan kepada para pejabat bahwa beberapa tindakan perlu diambil untuk mengendalikan virus Corona tanpa merugikan ekonomi negara.
Xi mengatakan menutup transportasi, pabrik, sekolah, dan melarang pertemuan orang di ruang publik dapat menyebarkan ketakutan di antara masyarakat. Menurut Xi, langkah itu dinilai tidak praktis dan tidak efisien dalam mengurangi wabah virus Corona.
Kantor berita resmi Xinhua melaporkan pertemuan Politbiro pada Senin lalu menyebut bahwa wabah virus Corona sebagai ujian utama sistem dan kapasitas pemerintahan China. Komite partai dan pemerintah didesak untuk mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial pada tahun ini. NDRC mendesak kepada perusahaan dan pabrik untuk tetap melanjutkan produksi terutama industri-industri utama seperti makanan dan obat-obatan.
"Dalam konteks epidemi dan tekanan ke bawah pada ekonomi, lebih penting untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi," ujar Wakil Gubernur bank sentral China, Pan Gongsheng.
Pada Senin, warga di provinsi Zhejiang meminta pemerintah daerah tidak bereaksi berlebihan dengan membatasi mobilitas sehari-hari atau menutup toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, minyak goreng, daging, telur, dan produk susu. Para pembuat kebijakan di China telah mempersiapkan langkah untuk menyelamatkan perekonomian negara. Di antaranya adalah pengurangan suku bunga dan pemberian pinjaman kepada sektor bisnis yang terdampak.
Media resmi Cina telah berupaya untuk menyuguhkan berita-berita yang tidak meresahkan masyarakat. Editorial People's Daily menuliskan bahwa publik harus menangani epidemi virus Corona dengan suasana hati yang positif.