Selasa 11 Feb 2020 18:21 WIB

WHO: Virus Corona Ancaman Besar Bagi Dunia

Korban meninggal akibat virus corona telah mencapai lebih dari 1.000 orang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi)
Foto: Ist
Penanganan medis virus corona di China (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan wabah virus corona merupakan ancaman serius bagi dunia. Hal itu dia sampaikan saat jumlah korban meninggal akibat virus tersebut telah melebihi 1.000 orang.

"Dengan 99 persen kasus di China, ini tetap sangat sangat darurat bagi negara itu, tapi yang memiliki ancaman sangat besar bagi seluruh dunia," kata Ghebreyesus di markas WHO di Jenewa, Swiss, Selasa (11/2), dikutip laman CBS.

Baca Juga

Menurut WHO, saat ini terdapat 42.708 kasus virus corona di China. Mereka pun mencatat setidaknya ada 393 kasus yang tersebar di 24 negara. WHO telah mengumpulkan para ilmuwan terkemuka di Jenewa untuk meneliti dan menganalisis lebih dalam tentang virus tersebut.

London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan virus corona kemungkinan dapat menginfeksi 500 ribu warga di Wuhan, China, pada pertengahan atau akhir Februari. Itu akan menjadi puncak penularan virus tersebut.

Profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine Adam Kucharski mengungkapkan, tren terbaru kasus penyebaran virus di Wuhan secara luas mendukung pemodelan matematika pendahuluan. Ia menggunakan model tersebut untuk memprediksi dinamika transmisi epidemi. “Dengan asumsi tren saat ini terus berlanjut, kami masih memproyeksikan puncak kasus virus (korona) pada pertengahan hingga akhir Februari di Wuhan,” ujar Kucharski, dikutip laman the Straits Times, Senin (10/2).

Kucharski dan rekan-rekannya mendasarkan pemodelan mereka pada berbagai asumsi tentang virus corona. Hal itu termasuk masa inkubasi 5,2 hari, penundaan mulai timbulnya gejala hingga konfirmasi infeksi 6,1 hari, dan sekitar 10 juta orang berisiko di Wuhan.

Dia mengakui masih banyak ketidakpastian. “Jadi saya berhati-hati dalam memilih nilai tunggal untuk puncak, tapi itu mungkin. Berdasarkan data saat ini, kita mungkin melihat prevalensi puncak lebih dari lima persen,” ucapnya.

Berdasarkan hal itu, prevalensi lima persen setara dengan sekitar 500 ribu infeksi kumulatif. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari perhitungan otoritas kesehatan Wuhan pada Ahad malam yang hanya memprediksi 16.902 kasus.

Namun, Kucharski menekankan bahwa perhitungan perkiraaannya dapat berubah. Hal itu terutama jika pola penularan melambat dalam beberapa hari mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement