Selasa 11 Feb 2020 22:54 WIB

Thailand Serahkan Jenazah Korban Penembakan pada Keluarga

Pemulangan jenazah penembakan ke keluarga dilakukan Senin lalu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Polisi Thailand melakukan olah tempat kejadian perkara insiden penembakan di Mal Terminal 21 Korat, Nakhon Ratchasima, Thailand, Ahad (9/2).
Foto: AP/Sakchai Lalitkanjanakul
Polisi Thailand melakukan olah tempat kejadian perkara insiden penembakan di Mal Terminal 21 Korat, Nakhon Ratchasima, Thailand, Ahad (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, NAKHON RATCHASIMA – Otoritas Thailand utara mulai menyerahkan mayat korban-korban penembakan massal ke keluarga, Senin (10/2). Sebanyak 29 orang meninggal dunia dalam peristiwa penembakan yang dilakukan Jakrapanth Thomma pada akhir pekan lalu.

Mayat personel keamanan mulai diterbangkan ke ibukota Bangkok untuk pemakaman pada Senin pagi. Namun, beberapa mayat tidak bisa langsung diserahkan ke keluarga karena keterbatasan tenaga medis. 

Baca Juga

Dokter forensik Nakhon Ratchasima melakukan otopsi sebelum mayat-mayat itu dilepaskan ke keluarga untuk dikremasi. Hanya saja, tenaga medis untuk membantu proses tersebut kekurangan, dia hanya bisa melakukan maksimal enam otopsi per hari. Kondisi ini membuat beberapa keluarga tidak akan dapat mengambil mayat anggota keluarga yang menjadi korban sampai Selasa. 

Penyerang bersenjata berat di Terminal 21 Korat, sebuah mal bertema bandara di Nakhon Ratchasima ini pun menghasilkan korban luka-luka. Saat ini lebih dari 58 orang dalam kondisi yang kritis.

Kementerian Kesehatan Umum mengirim tim krisis kesehatan mental untuk membantu kerabat yang meninggal mengatasi kesedihan mereka. Beberapa masih saling menguatkan dan berbagi kisah traumatis yang dialami. 

Siswa sekolah menengah bernaa Nachote Chotiklang mengatakan, dia berada di mobil ibunya ketika melewati kendaraan pria bersenjata itu. "Keluar dari mobil dan menembak ke jendela. Pada saat itu, saya merunduk dan tidak melakukan apa-apa sampai saya merasakan mobil itu menabrak sesuatu. Itu menabrak pohon," ujarnya menceritakan penyerangan yang menewaskan ibunya. 

Korban meninggal dalam peristiwa itu melampaui serangan besar terakhir Thailand terhadap warga sipil dengan pemboman 2015 di sebuah kuil di Bangkok. 

Peristiwa ini menewaskan 20 orang yang diduga dilakukan pelaku perdagangan manusia sebagai pembalasan atas tindakan keras pada jaringan mereka.  

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement