Rabu 12 Feb 2020 07:08 WIB

J&J dan AS Kejar Pengembangan Vaksin Corona

J&J mengatakan pihaknya bekerja dengan badan penelitian AS kembangkan vaksin Corona

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
J&J mengatakan pihaknya bekerja dengan badan penelitian AS kembangkan vaksin Corona. (ilustrasi)
Foto: topnews.in
J&J mengatakan pihaknya bekerja dengan badan penelitian AS kembangkan vaksin Corona. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YOK -- Johnson & Johnson (J&J) mengatakan pihaknya bekerja dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) untuk mempercepat pengembangan vaksin Corona. Badan tersebut berada di bawah kantor Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS).

Pada Januari, J&J telah menyatakan mulai bekerja mengembangkan vaksin untuk virus tersebut. Program vaksinnya akan menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan untuk membuat vaksin Ebola eksperimental, yang saat ini sedang dikelola di Republik Demokratik Kongo dan Rwanda.

Baca Juga

Penelitian akan dilakukan oleh pengembang obat Moderna, Inovio Pharma, dan tim di Universitas Queensland, Australia. Bergabungnya BARDA menambah jajaran tim pengembang vaksin yang akan lebih mempercepat pengembangan.

Jumlah kematian di provinsi Hubei, China akibat wabah Corona meningkat 94 kasus sehingga total menjadi 1.068 pada Selasa (11/2). Komisi Kesehatan menyatakan 1.638 kasus baru terdeteksi dan menjadi terendah sejak 31 Januari. Jumlah total kasus infeksi yang dikonfirmasi di provinsi ini mencapai 33.366 pada Selasa.

Wuhan melaporkan 72 kematian baru dan naik dari 67 kasus daripada hari sebelumnya. Sebanyak 820 orang di Wuhan kini telah meninggal karena virus. Sedangkan kasus baru yang dikonfirmasi di Wuhan mencapai 1.104. Angka tersebut turun dari 1.552 pada hari sebelumnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement