REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Regulator penerbangan China berharap negara-negara asing dapat mencabut pembatasan perjalanan akibat wabah virus Corona. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Seorang pejabat Administrasi Penerbangan Sipil Cina (CAAC) Xiong Jie mengatakan pihaknya akan melakukan lobi kepada pihak berwenang untuk memberikan subsidi kepada maskapai yang dirugikan akibat pembatasan penerbangan. Selain itu, regulator juga akan mendukung merger antara maskapai penerbangan dan membantu mereka mengoptimalkan pengaturan kapasitas.
"Virus Corona telah memberikan dampak besar pada industri penerbangan sipil, terutama terkait pengurangan volume penerbangan yang signifikan dan dapat menciptakan risiko spill-over," ujar Xiong.
CAAC melaporkan lalu lintas penumpang turun 5,3 persen pada Januari dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Xiong mengatakan CAAC akan berusaha mempertahankan slot pendaratan untuk maskapai penerbangan internasional yang terkena dampak wabah virus corona. Menurut Xiong, penerbangan akan kembali dipulihkan dengan cepat.
Menyebarnya virus Corona membuat sejumlah negara memberlakukan pembatasan penerbangan masuk maupun keluar ke China. Selain itu, sejumlah bandara telah melakukan pemindaian suhu tubuh terhadap para penumpang yang pernah bepergian ke China dalam beberapa waktu terakhir.
Kasus virus Corona per tanggal 11 Februari 2020 sudah mencapai 43.103 secara global. Kasus paling banyak terjadi di China. Kasus virus korona tipe baru di luar China hingga kemarin mencapai 395 kasus di 24 negara dengan bertambahnya 76 kasus baru.
Sebanyak 65 dari 76 kasus baru dilaporkan di atas kapal pesiar yang sedang berada di perairan Jepang. Total kasus terkonfirmasi di kapal pesiar tersebut sebanyak 135 orang.