Kamis 13 Feb 2020 05:02 WIB

Intelijen Jerman dan AS Pura-Pura Tawarkan Jasa Pengamanan Data

Dinas rahasia Jerman dan AS, BND dan CIA, ternyata diam-diam selama puluhan tahun melakukan pengintaian data lewat perusahaan mereka, Crypto AG di Swiss.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/A. Wiegmann
Reuters/A. Wiegmann

Media Jerman dan AS memberitakan Selasa (11/2) intelijen Jerman BND dan intelijen Amerika CIA ternyata selama puluhan tahun melakukan pengintaian juga di negara-negara sahabat melalui perusahaan Crypto AG di Swiss.

Kepemilikan CIA dan BND di perusahaan itu disamarkan sedemikian rupa sehingga tidak diketahui publik. Crypto AG selama ini dikenal sebagai perusahaan komersial yang bergerak di bidang keamanan data dengan teknologi enkripsi yang canggih.

Harian Washington Post, stasiun siaran Jerman ZDF dan stasiun siaran Swiss SRF bersama-sama melakukan penyelidikan kasus Crypto dan merilis laporannya secara serentak.

Perusahaan terselubung yang dioperasikan intelijen Jerman dan AS

Crypto AG tampil sebagai perusahaan komersial dan menawarkan jasa menjaga kerahasiaan data dan beroperasi di lebih 100 negara. BND dan CIA ternyata memiliki akses ke data-data rahasia itu, termasuk data-data dari negara sahabat.

Para pejabat intelijen Jerman dan AS mengaku telah menjual produk mereka ke banyak negara dan klien mereka tidak menyadari sama sekali bahwa data-data mereka jatuh ke tangan intelijen kedua negara.

Otoritas di Swiss mengatakan mereka sudah membuka investigasi mengenai dugaan bahwa Crypto AG hanyalah perusahaan terselubung yang dioperasikan oleh BND dan CIA.

Mantan pejabat BND mengatakan, mereka menarik diri dari Crypto AG tahun 1993 dan selanjutnya perusahaan itu dioperasikan sendiri oleh CIA. Namun BND masih "menjaga hubungan baik” dengan Crypto AG dan CIA.

Crypto AG antara lain juga menawarkan jasa pengamanan data perbankan dengan piranti lunaknya. Perusahaan itu dilikuidasi tahun 2018.

Operasi intelijen "Rubicon”

Negara-negara yang menjadi klien Crypto AG antara lain di Iran, India, Pakistan, negara-negara Amerika Latin selama pemerintahan junta militer dan juga Vatikan, kata Washington Post dan ZDF. Operasi pengintaian itu berlangsung di bawah nama sandi "Thesaurus” dan "Rubicon”.

Karena Crypto AG juga "mengamankan” komunikasi pemerintahan, berarti CIA dan BND memiliki informasi-informasi tentang berbagai peristiwa global, termasuk revolusi Iran dan pembunuhan kalangan oposisi di Amerika Latin. Uni Soviet dan Cina tidak memakai perangkat enkripsi dari Crypto AG, sehingga luput dari pengintaian total.

Pakar intelijen Erich Schmidt-Eenboom, yang menulis beberapa buku tentang spionase selama era Perang Dingin, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa beberapa negara mulai mencium keterlibatan intelijen di Crypto AG. Pada tahun 1992, seorang perwakilan Crypto ditahan di Iran dan menghabiskan beberapa bulan di penjara. BND diduga membayar tebusan $ 1 juta dolar untuk pembebasan karyawan Crypto itu.

Insiden itu adalah salah satu alasan mengapa BND kemudian menarik diri dari Crypto AG setahun kemudian, kata Erich Schmidt-Eenboom.

Departemen Pertahanan Swiss mengatakan pemerintah Swiss telah memutuskan untuk membuka investigasi tentang kasus ini dan akan melaporkan temuan-temuan mereka dalam waktu satu tahun. Namun Swiss kelihatan bersikap hati-hati dan mengingatkan, bahwa "banyak peristiwa yang berawal dari sekitar 1945, dan sulit untuk merekonstruksinya" sekarang.

hp/vlz (dpa, afp, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement