REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kepala staf presiden Ukraina yang baru Andriy Yermak mengatakan posisi negaranya tetap mengakhiri perang melawan pemberontak di wilayah timur Donbass yang didukung Rusia. Tapi, Ukraina bersedia untuk berkompromi dalam negosiasi dengan Moskow.
"Dapat ada kompromi tertentu selama negosiasi," kata Yermak usai diangkat menjadi kepala staf presiden, Rabu (12/2).
Pengangkatan Yermak berbarengan saat Rusia menunjukkan orang baru dalam negosiasi dengan Ukraina yang juga dinilai sekeras pendahulunya. Penunjukkan Yarmak memicu kritikan dari oposisi.
Mereka mengatakan Yermak mungkin terlalu lunak dengan Rusia. Tuduhan itu memicu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengeluarkan pernyataan yang membantah akan ada perubahan politik saat Yermak mulai menjabat.
Hubungan Ukraina dan Rusia hancur setelah Moskow menganeksasi Krimea pada tahun 2014 lalu. Mereka juga mendukung pemberontak di wilayah Donbas dalam perang yang telah menewaskan 13 ribu orang dan membuat negara-negara Barat memberlakukan sanksi kepada Rusia.
Korban masih rutin berjatuhan. Walaupun sudah ada perjanjian gencatan senjata di Minsk pada 2015.
Yermak mengulang pernyataan Zelenskiy tentang posisi Ukraina. Ia mengatakan mengakhiri perang menjadi prioritas Ukraina saat ini. Tapi tidak akan ada pemilihan umum di Donbass jika masih dibawah pendudukan ilegal dan Kiev tidak mengendalikan perbatasannya sendiri.
"Kami sudah membicarakan ini beberapa kali dan saya juga ingin menambahkan saya siap dan akan terus melakukan ini; berbicara dengan semua pasukan yang patriotik, kompeten, masuk akan di negara kami," kata Yermak.
Pemimpin-pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman akan mengadakan perundingan damai di Paris pada bulan Desember mendatang. Yermak mengatakan Ukraina siap untuk membuat kesepakatan di sana.
Dalam beberapa bulan terakhir ada tanda-tanda mencairnya hubungan kedua negara. Salah satunya tukar tahanan perang. Yermak mengungkapkan hal itu untuk menunjukkan keberhasilannya di jabatan sebelumnya sebagai pembantu presiden.
Ditanya tentang orang baru Rusia, Dmitry Kozak mengatakan ia tidak bisa berbicara atas nama Kozak. Tapi menurutnya siapa pun orang yang diwakili Rusia posisi Ukraina tetap tidak berubah.