Kamis 13 Feb 2020 04:05 WIB

Dua Bom Surat Meledak di Belanda, Pelaku Minta Bitcoin

Polisi menyebut, pemerasan menjadi motif peledakan bom surat di Belanda.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas layanan darurat mendatangi lokasi meledaknya bom surat di kantor penyortiran surat bank ABN Amro, Amsterdam, Belanda, Rabu (12/2).
Foto: EPA
Petugas layanan darurat mendatangi lokasi meledaknya bom surat di kantor penyortiran surat bank ABN Amro, Amsterdam, Belanda, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Polisi dan stasiun televisi Belanda RTL mengatakan, dua bom surat meledak di negara itu. Satu meledak di di kantor penyortiran surat bank ABN Amro dan satu lagi di ruang surat perusahaan elektronik asal Jepang Ricoh.

Kantor berita Belanda ANP melaporkan, polisi mengatakan motif dari bom surat itu adalah pemerasan. Polisi mengungkapkan, pelaku meminta bayaran menggunakan bitcoin.

Baca Juga

"Polisi yakin skenario yang paling mungkin dalam penemuan bom surat pada Rabu, salah satu dari beberapa bom yang dikirimkan ke berbagai lokasi di seluruh negeri," kata polisi Belanda, Kamis (13/2).

Para pegawai di Amsterdam yang sedang menyortir surat mendengar bunyi desingan ketika membuka surat-surat itu. "Para pegawai melempar surat dan ada ledakan kecil," ujar polisi di media sosial Twitter.

Polisi mengatakan, pelaku meminta bayaran berupa bitcoin. Bitcoin adalah mata uang digital yang transaksinya sulit untuk dilacak.

Chief Executive ABN Kees Van Dijkhuizen mengatakan, ia sudah berbicara dengan pegawai yang bertugas mengurus surat di kantor penyortiran di Amsterdam. "Berita bagusnya dia tidak terluka, berita buruknya tentu hal ini terjadi dan orang-orang kami harus menghadapinya," kata Dijkhuizen.

Ledakan kedua terjadi di kantor Ricoh yang terletak di selatan kota Kerkrade. Perbatasan Belanda dengan Jerman.

"Syukurlah tidak ada yang terluka, tapi dia yang terlibat sangat terkejut," kata Ricoh dalam pernyataannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement