Kamis 13 Feb 2020 12:46 WIB

Lebanon Minta Bantuan Teknis ke IMF

Lebanon secara resmi meminta bantuan teknis kepada IMF untuk topang ekonominya

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Relawan mendonasikan pakaian bagi yang membutuhkan di sebuah tenda dekat Martyrs. Lebanon secara resmi meminta bantuan teknis kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menopang perekonomiannya. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Relawan mendonasikan pakaian bagi yang membutuhkan di sebuah tenda dekat Martyrs. Lebanon secara resmi meminta bantuan teknis kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menopang perekonomiannya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Lebanon secara resmi meminta bantuan teknis kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menopang perekonomiannya. Negara yang dililit utang itu harus segera memutuskan untuk mencari cara menangani pembayaran utang, termasuk Eurobond senilai 1,2 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada 9 Maret.

"Belum lama ini kami menerima permintaan dari otoritas Lebanon untuk memberikan saran dan keahlian teknis tentang tantangan ekonomi makro," ujar juru bicara IMF Gerry Rice dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Rice mengatakan IMF secara teratur memberikan saran kepada negara-negara anggotanya mengenai kebijakan dan reformasi untuk memulihkan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Namun, IMF tidak menyatakan bahwa mereka akan memberikan bantuan keuangan untuk Lebanon.

"Setiap keputusan tentang utang adalah kewenangan pihak berwenang yang akan dibuat dalam konsultasi dengan penasihat hukum dan keuangan mereka sendiri," kata Rice.

Sebagai bagian dari permintaan itu, sumber senior pemerintah mengatakan Lebanon meminta IMF mengirim tim ke Beirut untuk membantu menyusun rencana komprehensif dalam menghindari default. Krisis keuangan Lebanon memuncak pada tahun lalu karena lambatnya aliran modal masuk yang menyebabkan krisis likuiditas. Krisis ekonomi semakin diperparah dengan aksi demonstrasi melawan elit penguasa.

Tim teknis IMF diperkirakan tiba di Beirut dalam beberapa hari ke depan untuk membantu menyusun rencana ekonomi, keuangan, dan moneter. Tidak diketahui apakah bantuan teknis itu akan menyusun restrukturisasi utang. Beberapa politisi telah menyatakan dukungannya untuk berkonsultasi dengan IMF sebelum rencana untuk mengelola pembayaran utang diajukan.

Pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab memprioritaskan pembayaran utang negara yang akan jatuh tempo. Sumber-sumber politik senior mengatakan partai-partai besar yang mendukung pemerintah Diab, terutama Hizbullah, lebih suka mencapai kesepakatan untuk menghindari pembayaran utang karena Libanon membutuhkan mata uang asing untuk membayar impor-impor penting.

Bank-bank Lebanon yang memegang sebagian besar utang negara telah menekan negara untuk membayar Eurobond Maret tepat waktu. Bank-bank dalam beberapa bulan terakhir telah memberlakukan kendali yang ketat terhadap perputaran uang di tengah berkurangnya cadangan dan kekhawatiran pelarian modal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement