Kamis 13 Feb 2020 13:58 WIB

NATO akan Ambil Peran di Irak

NATO akan mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan AS

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenbergn mengatakan NATO akan mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan AS. Ilustrasi.
Foto: EPA
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenbergn mengatakan NATO akan mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- NATO akan mengambil peran yang lebih besar di Irak. Organisasi internasional ini akan mengambil alih beberapa kegiatan dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melawan ISIS.

"Kami harus dapat melakukan operasi," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dilansir Anadolu Agency, Rabu (12/2).

Baca Juga

Stoltenberg mengatakan para Menteri Pertahanan menyetujui prinsip memperluas dan meningkatkan lebih banyak kegiatan di Irak. NATO pun akan menyelesaikan rincian tentang peralihan ini dalam beberapa bulan mendatang.

NATO, menurut Stoltenberg, telah berkonsultasi dengan pemerintah Irak dan aliansi militer. Keberadaan pasukan NATO yang berada di Irak nantinya atas persetujuan pemerintah dan aliansi militer yang sudah lebih dahulu ada.

Keberadaan NATO di Irak diyakini sebagai upaya untuk mengalahkan keberadaan ISIS. Stoltenberg menyatakan NATO ingin memastikan kelompok teroris itu tidak akan kembali lagi.

Para menteri Pertahanan juga membahas situasi keamanan dan kemanusiaan di Suriah barat laut. Stoltenberg menegaskan kembali bahwa NATO sangat prihatin tentang situasi di Idlib, terlebih lagi serangan terhadap warga sipil dan pemboman tanpa pandang bulu terhadap sasaran sipil.

"Kami menyerukan rezim Assad yang didukung Rusia untuk menghentikan semua serangan ini yang menewaskan warga sipil tak berdosa," kata Stoltenberg.

Mengenai situasi keamanan di Afghanistan, Stoltenberg menegaskan bahwa aliansi tersebut sepenuhnya mendukung upaya perdamaian yang dipimpin AS. Mereka menunggu keputusan Taliban untuk menunjukan arah dalam pengurangan kekerasan.

Pada hari kedua pertemuan para Menteri Pertahanan di markas besarnya di Brussels, mereka akan membahas lebih lanjut keamanan dan stabilitas di Timur Tengah. Mereka pun memberikan tanggapan terhadap penyebaran rudal Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement