Kamis 13 Feb 2020 15:28 WIB

Derita Mahasiswa Pakistan tak Dievakuasi dari Wuhan

Mahasiswa Pakistan mengkritik negaranya yang enggan melakukan evakuasi dari Wuhan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).
Foto: Chinatopix via AP Photo
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Lebih dari 800 mahasiswa Pakistan di Wuhan, China, mengalami depresi karena wabah virus corona atau Covid-19. Mereka mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan karena enggan melakukan evakuasi.

Sejak 23 Januari lalu, Wuhan telah diisolasi Pemerintah China guna menekan penyebaran wabah Covid-19. Sejak itu pula mahasiswa-mahasiswa Pakistan di sana terperangkap. “Kami tidak dievakuasi dan kami tidak didukung,” ungkap Rehan Rasheed, mahasiswa Pakistan yang sedang menempuh pendidikan kedokteran di salah satu universitas di Wuhan, dikutip the Guardian, Kamis (13/2).

Baca Juga

Rasheed, beserta mahasiswa Pakistan lainnya mengaku, takut. “Ini adalah situasi yang mengerikan. Kami telah dikurung di kamar asrama selama lebih dari 20 hari. Selama tiga hari terakhir kami tak diizinkan pergi sama sekali, bahkan untuk makanan,” ujar Rasheed.

Menurut dia, lima mahasiswa Pakistan yang tengah berkuliah di Wuhan’s University of Science and Technology telah terinfeksi Covid-19. Hal itu membuat mereka semakin cemas dan takut. Rasheed mengatakan otoritas berwenang di Wuhan tak mempermasalahkan jika semua mahasiswa Pakistan dievakuasi dari kota tersebut.

Namun menurut para pejabat setempat, Pemerintah Pakistan enggan membawa mereka pulang. “Jelas bahwa pemerintah kita tidak ingin membawa kita keluar dari sini,” ucapnya. Dia dan mahasiswa Pakistan lainnya merasa mengalami siksaan mental karena terus terkurung dan terisolasi. “Kami menghargai apa yang dilakukan otoritas Cina, tapi mereka tidak yakin kami akan selamat dari hal ini. Jadi kami meminta negara kami untuk membantu, tolong evakuasi kami,” kata Rasheed.

Amjad Hussein, mahasiswa Pakistan yang berkuliah di China University of Geoscience menggemakan permohonan Rasheed. “Jelas ada kemarahan di kalangan mahasiswa terhadap Pakistan karena tidak melakukan apa-apa. Kami hanya ingin tahu mengapa Pakistan tidak membantu kami dan mengevakuasi kami? Saya ingin pulang ke rumah dan ingin negara saya membantu,” ujar Hussein.

Pakistan diduga enggan mengevakuasi mahasiswanya di Wuhan karena adanya kekhawatiran bahwa negara tersebut tak memiliki fasilitas medis memadai untuk mengarantina atau menangani pasien Covid-19. Pakistan memiliki catatan buruk dalam menghadapi wabah penyakit. Ia merupakan satu dari dua negara yang gagal melenyapkan polio. Hingga Kamis, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di China telah mencapai 1.368 orang. Sementara yang terinfeksi mencapai 59.805 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement